بسم الله الرحمن الرحيم

Memilih PEMIMPIN

Pilih pemimpin lihatlah dari : agamanya, budi pekertinya dan apakah ada niatan terselubung setelah jadi pemimpin (ini yang terpenting..!), ya mbok care sedikitlah dalam memilih, lihat tuntunan Al-Qur'an & Hadist... hati-hati mas/mbak/kang/neng dalam memilih pemimpin karena akan berakibat langsung/tidak langsung pada kehidupan kita didunia maupun di akhirat kelak... Jangan tergoda kenikmatan duniawi yang disodorkan / ditawarkan (iming-iming agar dapat jadi pemimpin) oleh calon pemimpin, Setelah menjadi pemimpin, maka niatan terselubung akan dijalankan , sehingga akan merugikan kita dan anak cucu kelak diakhirat... Keputusan anda dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan Islam adalah merupakan jihad karena membela agama Islam.

Alloh menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Alloh). (QS 2:269)

Manusia diberikan kebebasan selama menjalani hidup didunia dimana kebebasan tersebut akan dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat
Cukuplah Dengan Kematian Itu Suatu Pelajaran (Al Hadist)

Ilmu merupakan perbendaharaan, kuncinya adalah bertanya, karena itu bertanyalah kalian, semoga Alloh melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian. Sehubungan dengan masalah ini ada empat orang yang diberi pahala, yaitu : orang yang bertanya, orang yang mengajarkan ilmu, orang yang mendengarkan ilmu dan orang yang mencintai ketiganya (HR Abu Na’im melalui Ali K.V)

Sabtu, 21 Juli 2012

Indahnya Puasa Romadhon


MERAIH INDAHNYA PUASA ROMADHON

§ "Barangsiapa yang berpuasa Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampunilah dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhori & Muslim)
§ "Barangsiapa yang bertarowih di bulan Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Alloh, maka diampunilah dosanya yang telah lalu".
(HR. Bukhori & Muslim)
§ "Puasa dan Tadarus, keduanya sebagai syafa'at di hari Kiamat. Puasa berkata : "Tuhan.. aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari". Dan Al-Qur'an berkata : "Aku mencegahnya dari (banyak) tidur dimalam hari". Izinkan kami memberi syafa'at padanya". (HR. Ahmad & Nasai)
§ "Barangsiapa yang memberi berbuka orang yang berpuasa, baik itu makanan atau minuman yang halal, maka Malaikat bersholawat atasnya disepanjang bulan Romadhon. Dan Malaikat Jibril pun bersholawat atasnya pada malam Lailatul Qodar" (HR. Thobroni)
§ "Sungguh bau orang yang berpuasa pada hari Kiamat nanti lebih wangi dari minyak kesturi". (HR. Bukhori & Muslim)
§ "Alloh 'Azza wa Jalla berfirman : "Puasa itu untukku, dan aku sepenuhnya yang akan membalas puasanya itu. Ia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya karena mengharap keridhoan-Ku. Dan puasanya itu sebagai menjadi perisai dari sentuhan api neraka. Bagi yang berpuasa beroleh 2 kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka, dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhan-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Alloh dari aroma kesturi". (HR. Bukhori)
§ "Barangsiapa yang memberikan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala berpuasa orang tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasanya sedikitpun". (HR. Tirmidzi, Hasan Shohih)
§ Jika bulan Romadhon telah masuk, maka pintu-pintu langit dibukakan, dan pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan diikat. (HR. Bukhori)
§ Jika Romadhon datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup,  dan setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim)
§ Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata : "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?" Beliau menjawab (yang artinya) : “ Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits Riwayat Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih]


FIQIH PUASA

Sebab jatuhnya kewajiban berpuasa di bulan Romadhon.
Penyebabnya jika ada salah satu dari 5 perkara ini : 1). Sempurnanya bulan Sya’ban 30 hari. 2). Melihat bulan. 3). Membenarkan kesaksian orang yang melihat bulan. 4).Membenarkan berita dari orang yang dapat dipercaya. 5).  Sangkaan yang kuat dengan jalan ijtihad pada orang yang masih samar tentang masuknya waktu puasa.

Syarat Sah Puasa.
Syarat sah puasa ada 4 : 1). Islam, 2). Berakal sehat, 3). Suci dari haid dan nifas, 4). Mengetahui bahwa waktu puasa Romadhon telah tiba.

Syarat Wajib Puasa.
Syarat wajib puasa ada 5 : 1). Islam, 2). Mukallaf, 3). Mampu, 4). Sehat, 5). Muqim.

Rukun Puasa
Rukun puasa ada 3 : 1). Niat di setiap malamnya hari puasa, 2). Meninggalkan yang membatalkan puasa, 3). Orang yang berpuasa.

Wajib mengqodho puasa juga kifarat.
Yaitu atas orang yang rusak sehari puasa Romadhonnya karena jima’. Dan ini berdosa pada keadaan puasa.

Wajib mengqodho juga imsak
Ini berlaku atas 6 kasus : 1). Di bulan Romadhon, dan tidak dibulan lainnya. 2). Yang meniggalkan niat pada malam hari pada puasa fardhu. 3). Orang yang bersahur dengan dugaan waktu itu masih malam, sedangkan kenyataannya adalah sebaliknya. 4). Orang yang berbuka dengan dugaan bahwa waktu Maghrib telah tiba, padahal kenyataannya sebaliknya. 5). Orang yang telah nyata baginya bahwa tanggal 30 sya’ban adalah masih bulan Romadhon. 6).  Orang terlanjur menelan air pada saat berkumur atau menghirup air dihidung dengan berlebihan.

Yang Membatalkan Puasa
Puasa batal dengan sebab : murtad, haid, nifas, melahirkan, gila (walau hanya sebentar), pingsan sepanjang siang, mabuk dengan sengaja hampir sepanjang siang, masuknya sesuatu kedalam rongga yang terbuka dengan sengaja, atau kepada rongga yang tidak terbuka hingga kepada kepala, menyuntik atau memasukkan kepada salah satu dari dua jalan, muntah dengan sengaja, bersenggama, dan ejakulasi dengan sebab sentuhan.

Hukum berbuka disaat puasa Romadhon
  1. Wajib, seperti dalam keadaan haid dan nifas.
  2. Jaiz, seperti dalam keadaan melakukan perjalanan, sakit.
  3. Tidak wajib dan tidak Jaiz, seperti dalam keadaan gila.
  4. Haram, seperti orang yang mengakhirkan qodho Romadhon padahal ia memungkinkan untuk melakukannya, sehingga waktunya nyaris habis.

Ketentuan atas orang yang berbuka saat puasa.
  1. Wajib qodho dan fidyah :
    1. Buka karena takut ancaman orang lain.
    2. Buka serta mengakhirkan qodho, padahal memungkinkan baginya untuk mengqodho puasa, hingga tibanya bulan Romadhon.
  2. Wajib qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu diantaranya adalah orang yang ayan.
  3. Wajib fidyah dan tidak wajib qodho. Yaitu orang yang sudah jompo.
  4. Tidak wajib qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu orang gila yang tidak disengaja gilanya.

Yang tidak membatalkan dengan sebab sampainya sesuatu kepada rongga ada 7 macam :
  1. Sesuatu yang masuk karena lupa,
  2. atau tidak mengetahui ,
  3. atau tidak sengaja.
  4. Menelan ludah yang mengalir diantara rongga gigi / gusi, sedang ia tidak kuasa untuk meludahkannya.
  5. masuknya seperti debu jalanan.
  6. Kepulan tepung, atau lalat yang terbang,
  7. atau seumpama dengannya.

Sunnah Puasa
Sunnah puasa ada 3 : Menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meninggalkan perkataan yang tidak baik.



MERAIH KEMULIAAN PUASA.
Rosululloh SAW bersabda :
·         "Ummatku tidak lepas dari kebaikan atas menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur". (HR. Ahmad)
·         "Mengakhirkan sahur termasuk sunnah para Rosul" (HR. Ibnu Hibban)
·         " Siapa yang tidak meninggalkan perkataan buruk dan perbuatannya, maka Alloh tidak perduli terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum". (HR. Bukhori)
·         “Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.” (Shahih, HR. Muslim)
·         "Banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu, terkecuali hanya lapar. Banyak orang yang bertarawih, tetapi ia tidak dapat apapun dari tarawihnya, melainkan hanya bergadang". (HR. Hakim)
·         "Bersahurlah, karena pada sahur itu terdapat barokah" (HR. Ahmad)
·         "Jangan tinggalkan sahur, meskipun hanya seteguk air. Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya membacakan sholawat atas orang-orang yang sahur". (HR. Ahmad)
·         Barangsiapa yang berpuasa Romadhon, kemudian ia ikuti dengan 6 hari puasa dibulan syawwal, maka ia seperti puasa selama setahun.
·         Alloh 'Azza wa Jalla telah memfardhukan puasa Romadhon, dan aku sunnahkan Tarowihnya. Barangsiapa yang berpuasa dan bertarowih dengan penuh harap (mendapat pahala dari Alloh) maka bersihlah ia dari dosa, seperti hari dimana ia dilahirkan ibunya. (HR. Ahmad)

Tingkatan puasa ada 3 :
  1. Puasa umum, yaitu orang yang dalam berpuasanya berupaya menahan diri yang membatalkan puasa.
  2. Puasa khusus, yaitu orang yang dalam berpuasanya berupaya menahan yang membatalkan puasa dan mampu juga menahan dari yang membatalkan pahala puasa.
  3. Puasa khususil khusus, yaitu puasa orang yang mampu menahan dari yang membatalkan puasa dan pahala puasa, juga jiwanya senantiasa online (tersambung) dengan Alloh SWT.

LAILATUL QODR
·         "Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
·         "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya." (HR. Muslim no.1165)
·         "Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)
·         "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadar)." (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)
·         "Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR. Muslim no.762)
·         "Malam Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan." (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

Yang membatalkan pahala puasa
Yang membatalkan pahala puasa adalah setiap tindakan yang berdosa untuk dilakukan dan tidak pantas untuk dilakukan, termasuk hal yang sia-sia dan menurutkan hawa nafsu. Diantara yang membatalkan pahala puasa adalah : berdusta, gosip, fitnah, adu domba, berkata kasar, menyakiti hati orang lain, berpacaran, melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat, berkhayal yang tidak baik, mandi berlama-lama, tidur sepanjang hari, iri, dengki, menghasut, sombong, meninggalkan sholat wajib, dan tidak bersikap shabar dalam menjalankan puasa.

Ancaman bagi orang yang membatalkan puasa
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhabaya[1], membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata, "Naik". Aku katakan, "Aku tidak mampu". Keduanya berkata, 'Kami akan memudahkanmu'. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, 'Suara apakah ini?'. Mereka berkata, 'Ini adalah teriakan penghuni neraka'. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapa mereka?' Keduanya menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka.[2] ." [Riwayat An-Nasa'i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban (no.1800-zawaidnya) dan Al-Hakim 1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin 'Amir dari Abu Umamah. Sanadnya shahih].

Hubungan puasa dengan bekerja.
Puasa adalah ibadah yang mulia, demikian juga bekerja atau mencari nafkah yang halal. Fenomena yang terjadi pada umumnya orang, saat hari-hari puasa, terlihat pucat, malas, tidak bergairah, dan banyak tidur. Kenapa ? jawabannya bukan karena kurang sahur atau lupa minum vitamin semata, tapi itu pertanda kurangnya iman. Lalu agar tidak seperti itu harus bagaimana ? kuncinya adalah NIAT. Niat menentukan kualitas perbuatan, termasuk puasa. Maka tingkatkan kualitas niat itu dengan ilmu, cinta kepada Alloh, semangat meraih ampunan Alloh serta anugrah dan surga-Nya.
Dengan ilmunya seseorang tahu bahwa ia sedang menuju ridho dan ampunan Alloh. Saat lapar menyengat, ia sadar betul bahwa dirinya dengan dibersihkan dari dosa, maka iapun merasakan ni’matnya puasa dalam sengatan lapar. Saat itulah ia makin merasa dekat dengan Alloh SWT, seraya jiwaya berkata : “Ya Alloh… ampuni seluruh dosaku, kasih sayangilah aku..”.  Dengan demikian, ia akan melakukannya dengan penuh keimanan.
Saat itulah jiwanya bangkit, semangat ibadah yang terasa indah, memberi efek positif dalam bekerja, sehingga tugasnya ia lakukan dengan yang terbaik, sebagai bentuk pengabdiannya kepada Alloh SWT.  Rosululloh SAW pernah berperang pada saat bulan puasa, dan beliau beserta para sahabatnya memenangkan peperangan itu masih dalam keadaan berpuasa.
Tapi kebalikannya, bila dilihat dari sisi efisiensi waktu kerja, maka pada bulan Romadhon banyak orang dapat  pulang  lebih awal. Hal ini terjadi karena mereka dapat mengerjakan pekerjaannya tepat waktu, yang disebabkan keinginannya untuk mengejar waktu berbuka puasa  dan melakukan ibadah dirumah. Hal-hal baik ini dapat ditularkan pada bulan bulan setelah bulan Romadhon. Jadi pada bulan Romadhon selain sebagai bulan untuk  membersihkan diri, menambah amal ibadah, juga sebagai sarana melatih diri untuk melakukan hal-hal yang terbaik di bulan bulan setelah bulan Romadhon. Dan semua itu perlu niat yang kuat, mohon pertolongan Alloh seraya sadar bahwa dirinya tidak memiliki daya melainkan dengan pertolongan-Nya, usaha yang ikhlas (di sini terasa indahnya menunaikan kewajibannya), dan tawakkal (berserah diri kepada Alloh). Insya Alloh dengan demikian, kita bisa menahan yang tidak baik, jujur, dan disiplin yang tinggi, disiplin yang tinggi tanpa tekanan, melainkan dengan nuansa bahagia dalam bekerja.

DZIKIR DAN DO’A SEPUTAR IBADAH ROMADHON

Do'a saat Lailatul Qodar :
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allohhumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".
"Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af, mencintai ampunan, maka ampunilah aku".

Lafadh niat puasa Romadhon
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu shouma ghodin 'an adaa-i fardhi syahri Romadhoona
haadzihis sanati lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya berpuasa esok hari, demi menunaikan kewajiban bulan Romadhon
pada tahun ini sunnah karena Alloh Ta'ala.

Lafadh niat puasa Romadhon sebulan penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ شَهْرًا تًامًّا فِي هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu shouma Romadhoona syahron taamman,
fii haadzihis sanati, fardhol lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya berpuasa Romadhon sebulan penuh pada tahun ini, fardhu karena Alloh Ta'ala.

Do'a berbuka puasa
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ اٰمَنْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ،
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Alloohumma laka shumtu, wabika aamantu, wa 'alaa rizqika afthortu,
birohmatika yaa Arhamar Roohimiin.
Ya Alloh, bagi-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rizki-Mu aku berbuka, dengan kasih sayang-Mu wahai Yang Maha Pengasih.

Lafadh niat sholat Tarawih
اُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat Taroowiihi rok'ataini, mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta'aalaa.
Saya tunaikan sholat sunnah Tarowih, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aala.

Lafadh niat sholat Witir
اُصَلِّي سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatan minal witri, rok'ataini, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya tunaikan sebagian sholat Witir, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.

اُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal witri, rok'atan, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya tunaikan sholat Witir, satu roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.

اُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالى
Ushollii sunnatal Witri tsalatsa roka’aatim mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta’aalaa.
Saya tunaikan sholat Witir, 3 roka’at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta’aalaa.

Lafadh niat beri'tikaf
نَوَيْتُ اَنْ اَعْتَكِفَ فِي هٰذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيْهِ ِللهِ تَعَالىَ.
Nawaitu an a'takifa, fii haadzal masjidi, maa dumtu fiihi, lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya beri'tikaf di masjid ini, selama aku berada di dalamnya, karena Alloh Ta'aalaa.

Dzikir selepas salam pada sholat Tarowih
اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ،
Asyhadu allaa ilaaha illallooh, astaghfirullooh.
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh, aku mohon ampun kepada Alloh.
اَسْئَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ.
As aluka ridhooka wal jannah, wa a'uudzubika min sakhothika wannaar.
Aku mohon keridhoan dan surga-Mu.
Dan aku berlindung kepadamu dari murka dan neraka-Mu.
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي يَا كَرِيْمَ.
Alloohummaa innaka 'Afuwwung Kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii yaa Kariim.
Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af lagi Mulia,
Engkau menyukai ma'af, maka ma'afkanlah aku wahai Yang Maha Mulia.

Dzikir selepas salam sholat Witir terakhir.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَوْجُوْدِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ.
Subhaanal Malikil Qudduus, Subhaanal Malikil Maujuud, Subhaanal Malikil Ma'buud.
Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Suci, Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Berada, Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Disembah.
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ.
Subbuuhung Qudduusur Robbunaa wa Robbul Malaaikati warruuh.
Maha Suci Tuhan Kami Yang Suci, Tuhannya Malaikat dan Ruh.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Subhaanallooh, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illalloohu, walloohu Akbar.
Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Adzhiim.
Maha Suci Alloh, Maha Terpuji Alloh, tiada Tuhan selain Alloh, Alloh Maha Besar.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan perkenan Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.


Mobil, Motor, Truk, Bis, Sepeda, Bajaj dlsb. adalah alat transportasi yg tujuannya untuk memindahkan orang/ barang dr satu tempat ketempat lain mis. gudang, kantor, mall dlsb.... sehingga bukan suatu alat pembunuh seperti halnya pisau, pistol dlsb.nya... Jadi hati-hatilah berkendara jangan sampai membuat nyawa orang lain melayang yang pada gilirannya merugikan diri sendiri.. Ingat, bersedekah tidak hanya dalam memberi uang, memberi jalan kepada orang lain juga sedekah...

Sabtu, 14 Juli 2012

Pilih Pemimpin


Pilih pemimpin lihatlah dari : agamanya, budi pekertinya dan apakah ada niatan terselubung setelah jadi pemimpin (ini yang terpenting..!), ya mbok care sedikitlah dalam memilih, lihat tuntunan Al-Qur'an & Hadist... hati-hati mas/mbak/kang/neng dalam memilih pemimpin karena akan berakibat langsung/tidak langsung pada kehidupan kita didunia maupun di akhirat kelak... Jangan tergoda kenikmatan duniawi yang disodorkan / ditawarkan (iming-iming agar dapat jadi pemimpin) oleh calon pemimpin, Setelah menjadi pemimpin, maka niatan terselubung akan dijalankan , sehingga akan merugikan kita dan anak cucu kelak diakhirat... Keputusan anda dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan Islam adalah merupakan jihad karena membela agama Islam.