MERAIH INDAHNYA PUASA ROMADHON
§
"Barangsiapa yang berpuasa Romadhon dengan
penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampunilah dosanya yang telah
lalu". (HR. Bukhori & Muslim)
§
"Barangsiapa yang bertarowih di bulan
Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Alloh, maka
diampunilah dosanya yang telah lalu".
(HR.
Bukhori & Muslim)
§
"Puasa dan Tadarus, keduanya sebagai
syafa'at di hari Kiamat. Puasa berkata : "Tuhan.. aku mencegahnya dari makan
dan minum di siang hari". Dan Al-Qur'an berkata : "Aku mencegahnya
dari (banyak) tidur dimalam hari". Izinkan kami memberi syafa'at
padanya". (HR. Ahmad & Nasai)
§
"Barangsiapa yang memberi berbuka orang
yang berpuasa, baik itu makanan atau minuman yang halal, maka Malaikat
bersholawat atasnya disepanjang bulan Romadhon. Dan Malaikat Jibril pun
bersholawat atasnya pada malam Lailatul Qodar" (HR. Thobroni)
§
"Sungguh bau orang yang berpuasa pada hari
Kiamat nanti lebih wangi dari minyak kesturi". (HR. Bukhori & Muslim)
§
"Alloh 'Azza wa Jalla berfirman :
"Puasa itu untukku, dan aku sepenuhnya yang akan membalas puasanya itu. Ia
meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya karena mengharap keridhoan-Ku.
Dan puasanya itu sebagai menjadi perisai dari sentuhan api neraka. Bagi yang
berpuasa beroleh 2 kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka, dan kebahagiaan
saat berjumpa dengan Tuhan-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum di sisi Alloh dari aroma kesturi". (HR. Bukhori)
§
"Barangsiapa yang memberikan buka puasa
kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala berpuasa orang tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasanya sedikitpun". (HR. Tirmidzi, Hasan Shohih)
§
Jika bulan Romadhon telah masuk, maka
pintu-pintu langit dibukakan, dan pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan
diikat. (HR. Bukhori)
§
Jika Romadhon datang, pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup, dan
setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim)
§
Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam kemudian berkata : "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah,
aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan
shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?" Beliau
menjawab (yang artinya) : “ Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits
Riwayat Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih]
FIQIH PUASA
Sebab jatuhnya kewajiban berpuasa di bulan
Romadhon.
Penyebabnya jika ada salah satu dari 5 perkara ini
: 1). Sempurnanya bulan Sya’ban 30 hari. 2). Melihat bulan. 3). Membenarkan
kesaksian orang yang melihat bulan. 4).Membenarkan berita dari orang yang dapat
dipercaya. 5). Sangkaan yang kuat dengan
jalan ijtihad pada orang yang masih samar tentang masuknya waktu puasa.
Syarat Sah Puasa.
Syarat sah puasa ada 4 : 1). Islam, 2). Berakal
sehat, 3). Suci dari haid dan nifas, 4). Mengetahui bahwa waktu puasa Romadhon
telah tiba.
Syarat Wajib Puasa.
Syarat wajib puasa ada 5 : 1). Islam, 2). Mukallaf,
3). Mampu, 4). Sehat, 5). Muqim.
Rukun Puasa
Rukun puasa ada 3 : 1). Niat di setiap malamnya
hari puasa, 2). Meninggalkan yang membatalkan puasa, 3). Orang yang berpuasa.
Wajib mengqodho puasa juga kifarat.
Yaitu atas orang yang rusak sehari puasa
Romadhonnya karena jima’. Dan ini berdosa pada keadaan puasa.
Wajib mengqodho juga imsak
Ini berlaku atas 6 kasus : 1). Di bulan Romadhon,
dan tidak dibulan lainnya. 2). Yang meniggalkan niat pada malam hari pada puasa
fardhu. 3). Orang yang bersahur dengan dugaan waktu itu masih malam, sedangkan
kenyataannya adalah sebaliknya. 4). Orang yang berbuka dengan dugaan bahwa
waktu Maghrib telah tiba, padahal kenyataannya sebaliknya. 5). Orang yang telah
nyata baginya bahwa tanggal 30 sya’ban adalah masih bulan Romadhon. 6). Orang terlanjur menelan air pada saat
berkumur atau menghirup air dihidung dengan berlebihan.
Yang Membatalkan Puasa
Puasa batal dengan sebab : murtad, haid, nifas,
melahirkan, gila (walau hanya sebentar), pingsan sepanjang siang, mabuk dengan
sengaja hampir sepanjang siang, masuknya sesuatu kedalam rongga yang terbuka
dengan sengaja, atau kepada rongga yang tidak terbuka hingga kepada kepala,
menyuntik atau memasukkan kepada salah satu dari dua jalan, muntah dengan
sengaja, bersenggama, dan ejakulasi
dengan sebab sentuhan.
Hukum berbuka disaat puasa Romadhon
- Wajib,
seperti dalam keadaan haid dan nifas.
- Jaiz,
seperti dalam keadaan melakukan perjalanan, sakit.
- Tidak
wajib dan tidak Jaiz, seperti dalam keadaan gila.
- Haram,
seperti orang yang mengakhirkan qodho Romadhon padahal ia memungkinkan untuk
melakukannya, sehingga waktunya nyaris habis.
Ketentuan atas orang yang berbuka saat puasa.
- Wajib
qodho dan fidyah :
- Buka karena takut ancaman orang lain.
- Buka serta mengakhirkan qodho, padahal memungkinkan baginya
untuk mengqodho puasa, hingga tibanya bulan Romadhon.
- Wajib
qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu diantaranya adalah orang yang ayan.
- Wajib
fidyah dan tidak wajib qodho. Yaitu orang yang sudah jompo.
- Tidak
wajib qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu orang gila yang tidak disengaja
gilanya.
Yang tidak membatalkan dengan sebab sampainya
sesuatu kepada rongga ada 7 macam :
- Sesuatu
yang masuk karena lupa,
- atau
tidak mengetahui ,
- atau
tidak sengaja.
- Menelan
ludah yang mengalir diantara rongga gigi / gusi, sedang ia tidak kuasa
untuk meludahkannya.
- masuknya
seperti debu jalanan.
- Kepulan
tepung, atau lalat yang terbang,
- atau
seumpama dengannya.
Sunnah
Puasa
Sunnah
puasa ada 3 : Menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meninggalkan
perkataan yang tidak baik.
MERAIH KEMULIAAN PUASA.
Rosululloh SAW bersabda :
·
"Ummatku tidak lepas dari kebaikan atas
menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur". (HR. Ahmad)
·
"Mengakhirkan sahur termasuk sunnah para
Rosul" (HR. Ibnu Hibban)
·
" Siapa yang tidak meninggalkan perkataan
buruk dan perbuatannya, maka Alloh tidak perduli terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum".
(HR. Bukhori)
·
“Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang
dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah
bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka
katakanlah saya sedang berpuasa.” (Shahih, HR. Muslim)
·
"Banyak orang yang berpuasa, tetapi ia
tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu, terkecuali hanya lapar. Banyak
orang yang bertarawih, tetapi ia tidak dapat apapun dari tarawihnya, melainkan
hanya bergadang". (HR. Hakim)
·
"Bersahurlah, karena pada sahur itu
terdapat barokah" (HR. Ahmad)
·
"Jangan tinggalkan sahur, meskipun hanya
seteguk air. Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya membacakan sholawat atas
orang-orang yang sahur". (HR. Ahmad)
·
Barangsiapa yang berpuasa Romadhon, kemudian ia
ikuti dengan 6 hari puasa dibulan syawwal, maka ia seperti puasa selama
setahun.
·
Alloh 'Azza wa Jalla telah memfardhukan puasa
Romadhon, dan aku sunnahkan Tarowihnya. Barangsiapa yang berpuasa dan bertarowih
dengan penuh harap (mendapat pahala dari Alloh) maka bersihlah ia dari dosa,
seperti hari dimana ia dilahirkan ibunya. (HR. Ahmad)
Tingkatan
puasa ada 3 :
- Puasa umum, yaitu orang yang
dalam berpuasanya berupaya menahan diri yang membatalkan puasa.
- Puasa khusus, yaitu orang yang
dalam berpuasanya berupaya menahan yang membatalkan puasa dan mampu juga
menahan dari yang membatalkan pahala puasa.
- Puasa khususil khusus, yaitu
puasa orang yang mampu menahan dari yang membatalkan puasa dan pahala
puasa, juga jiwanya senantiasa online (tersambung) dengan Alloh SWT.
LAILATUL
QODR
·
"Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10
hari terakhir bulan Ramadhan." (HR.
Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
·
"Carilah
di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau
lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya." (HR. Muslim
no.1165)
·
"Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan)
pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari
Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhariy 38
dan Muslim no.760)
·
"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau
menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta
mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi
beribadah dan mencari Lailatul Qadar)." (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim
no.1174)
·
"Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak ada sinar yang
menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR. Muslim no.762)
·
"Malam Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak
panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah
kemerah-merahan." (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan
Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)
Yang
membatalkan pahala puasa
Yang
membatalkan pahala puasa adalah setiap tindakan yang berdosa untuk dilakukan
dan tidak pantas untuk dilakukan, termasuk hal yang sia-sia dan menurutkan hawa
nafsu. Diantara yang membatalkan pahala puasa adalah : berdusta, gosip, fitnah,
adu domba, berkata kasar, menyakiti hati orang lain, berpacaran, melihat
sesuatu yang membangkitkan syahwat, berkhayal yang tidak baik, mandi
berlama-lama, tidur sepanjang hari, iri, dengki, menghasut, sombong, meninggalkan
sholat wajib, dan tidak bersikap shabar dalam menjalankan puasa.
Ancaman
bagi orang yang membatalkan puasa
Dari Abu
Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Ketika aku
tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhabaya[1], membawaku ke satu
gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata, "Naik". Aku
katakan, "Aku tidak mampu". Keduanya berkata, 'Kami akan
memudahkanmu'. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku
mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, 'Suara apakah ini?'. Mereka
berkata, 'Ini adalah teriakan penghuni neraka'. Kemudian keduanya membawaku,
ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut
mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapa
mereka?' Keduanya menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum
halal puasa mereka.[2] ." [Riwayat An-Nasa'i dalam Al-Kubra sebagaimana
dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban (no.1800-zawaidnya) dan Al-Hakim
1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin 'Amir dari Abu
Umamah. Sanadnya shahih].
Hubungan puasa dengan bekerja.
Puasa adalah ibadah yang mulia,
demikian juga bekerja atau mencari nafkah yang halal. Fenomena yang terjadi
pada umumnya orang, saat hari-hari puasa, terlihat pucat, malas, tidak
bergairah, dan banyak tidur. Kenapa ? jawabannya bukan karena kurang sahur atau
lupa minum vitamin semata, tapi itu pertanda kurangnya iman. Lalu agar tidak
seperti itu harus bagaimana ? kuncinya adalah NIAT. Niat menentukan kualitas
perbuatan, termasuk puasa. Maka tingkatkan kualitas niat itu dengan ilmu, cinta
kepada Alloh, semangat meraih ampunan Alloh serta anugrah dan surga-Nya.
Dengan ilmunya seseorang tahu bahwa ia sedang menuju ridho
dan ampunan Alloh. Saat lapar menyengat, ia sadar betul bahwa dirinya dengan
dibersihkan dari dosa, maka iapun merasakan ni’matnya puasa dalam sengatan
lapar. Saat itulah ia makin merasa dekat dengan Alloh SWT, seraya jiwaya
berkata : “Ya Alloh… ampuni seluruh dosaku, kasih sayangilah aku..”. Dengan demikian, ia akan melakukannya dengan
penuh keimanan.
Saat itulah jiwanya bangkit,
semangat ibadah yang terasa indah, memberi efek positif dalam bekerja, sehingga
tugasnya ia lakukan dengan yang terbaik, sebagai bentuk pengabdiannya kepada
Alloh SWT. Rosululloh SAW pernah
berperang pada saat bulan puasa, dan beliau beserta para sahabatnya memenangkan peperangan itu masih
dalam keadaan berpuasa.
Tapi kebalikannya, bila dilihat dari sisi efisiensi waktu kerja, maka pada bulan Romadhon banyak orang dapat pulang lebih
awal. Hal ini terjadi karena
mereka dapat mengerjakan pekerjaannya tepat waktu, yang disebabkan keinginannya
untuk mengejar waktu berbuka puasa dan melakukan
ibadah dirumah. Hal-hal baik ini dapat ditularkan pada bulan bulan setelah bulan
Romadhon. Jadi pada bulan Romadhon selain sebagai bulan untuk membersihkan diri, menambah amal ibadah, juga
sebagai sarana melatih diri untuk melakukan hal-hal yang terbaik di bulan bulan
setelah bulan Romadhon. Dan semua itu perlu niat yang kuat, mohon
pertolongan Alloh seraya sadar bahwa dirinya tidak memiliki daya melainkan
dengan pertolongan-Nya, usaha yang ikhlas (di sini terasa indahnya menunaikan
kewajibannya), dan tawakkal (berserah diri kepada Alloh). Insya Alloh dengan
demikian, kita bisa menahan yang tidak baik, jujur, dan disiplin yang tinggi,
disiplin yang tinggi tanpa tekanan, melainkan dengan nuansa bahagia dalam
bekerja.
DZIKIR
DAN DO’A SEPUTAR IBADAH ROMADHON
Do'a
saat Lailatul Qodar
:
اَللّٰهُمَّ
اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allohhumma
innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".
"Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af, mencintai
ampunan, maka ampunilah aku".
Lafadh niat puasa Romadhon
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ
رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu
shouma ghodin 'an adaa-i fardhi syahri Romadhoona
haadzihis
sanati lillaahi Ta'aalaa.
Niat
saya berpuasa esok hari, demi menunaikan kewajiban bulan Romadhon
pada
tahun ini sunnah karena Alloh Ta'ala.
Lafadh niat puasa Romadhon sebulan penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ شَهْرًا
تًامًّا فِي هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu shouma Romadhoona syahron taamman,
fii haadzihis sanati, fardhol lillaahi
Ta'aalaa.
Niat saya berpuasa Romadhon sebulan penuh
pada tahun ini, fardhu karena Alloh Ta'ala.
Do'a berbuka puasa
اَللّٰهُمَّ
لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ اٰمَنْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ،
بِرَحْمَتِكَ
يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Alloohumma
laka shumtu, wabika aamantu, wa 'alaa rizqika afthortu,
birohmatika
yaa Arhamar Roohimiin.
Ya
Alloh, bagi-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rizki-Mu aku berbuka,
dengan kasih sayang-Mu wahai Yang Maha Pengasih.
Lafadh niat sholat Tarawih
اُصَلِّيْ
سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii
sunnatat Taroowiihi rok'ataini, mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta'aalaa.
Saya
tunaikan sholat sunnah Tarowih, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aala.
Lafadh niat sholat Witir
اُصَلِّي
سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii
sunnatan minal witri,
rok'ataini, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya
tunaikan sebagian sholat Witir, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.
اُصَلِّي
سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii
sunnatal witri, rok'atan, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya
tunaikan sholat Witir, satu roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.
اُصَلِّي
سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالى
Ushollii
sunnatal Witri tsalatsa roka’aatim mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta’aalaa.
Saya
tunaikan sholat Witir, 3 roka’at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta’aalaa.
Lafadh niat beri'tikaf
نَوَيْتُ
اَنْ اَعْتَكِفَ فِي هٰذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيْهِ ِللهِ تَعَالىَ.
Nawaitu an a'takifa, fii haadzal masjidi,
maa dumtu fiihi, lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya beri'tikaf di masjid ini,
selama aku berada di dalamnya, karena Alloh Ta'aalaa.
Dzikir selepas salam pada sholat Tarowih
اَشْهَدُ
اَنْ لآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ،
Asyhadu allaa ilaaha illallooh, astaghfirullooh.
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh, aku mohon ampun kepada Alloh.
اَسْئَلُكَ
رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ.
As aluka ridhooka wal jannah, wa a'uudzubika min sakhothika wannaar.
Aku mohon keridhoan dan surga-Mu.
Dan aku berlindung kepadamu dari murka dan neraka-Mu.
اَللّٰهُمَّ
اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي يَا كَرِيْمَ.
Alloohummaa innaka 'Afuwwung Kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii yaa
Kariim.
Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af lagi Mulia,
Engkau menyukai ma'af, maka ma'afkanlah aku wahai Yang Maha Mulia.
Dzikir selepas salam sholat Witir terakhir.
سُبْحَانَ
الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَوْجُوْدِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ
الْمَعْبُوْدِ.
Subhaanal Malikil Qudduus, Subhaanal Malikil Maujuud, Subhaanal Malikil
Ma'buud.
Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Suci, Maha Suci Yang Maha
Merajai lagi Maha Berada, Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Disembah.
سُبُّوْحٌ
قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ.
Subbuuhung Qudduusur Robbunaa wa Robbul Malaaikati warruuh.
Maha Suci Tuhan Kami Yang Suci, Tuhannya Malaikat dan Ruh.
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Subhaanallooh, wal
hamdu lillaah, wa laa ilaaha illalloohu, walloohu Akbar.
Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Adzhiim.
Maha Suci Alloh, Maha Terpuji Alloh, tiada Tuhan selain Alloh, Alloh
Maha Besar.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan perkenan Alloh Yang Maha Tinggi
lagi Maha Agung.