بسم الله الرحمن الرحيم

Memilih PEMIMPIN

Pilih pemimpin lihatlah dari : agamanya, budi pekertinya dan apakah ada niatan terselubung setelah jadi pemimpin (ini yang terpenting..!), ya mbok care sedikitlah dalam memilih, lihat tuntunan Al-Qur'an & Hadist... hati-hati mas/mbak/kang/neng dalam memilih pemimpin karena akan berakibat langsung/tidak langsung pada kehidupan kita didunia maupun di akhirat kelak... Jangan tergoda kenikmatan duniawi yang disodorkan / ditawarkan (iming-iming agar dapat jadi pemimpin) oleh calon pemimpin, Setelah menjadi pemimpin, maka niatan terselubung akan dijalankan , sehingga akan merugikan kita dan anak cucu kelak diakhirat... Keputusan anda dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan Islam adalah merupakan jihad karena membela agama Islam.

Alloh menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Alloh). (QS 2:269)

Manusia diberikan kebebasan selama menjalani hidup didunia dimana kebebasan tersebut akan dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat
Cukuplah Dengan Kematian Itu Suatu Pelajaran (Al Hadist)

Ilmu merupakan perbendaharaan, kuncinya adalah bertanya, karena itu bertanyalah kalian, semoga Alloh melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian. Sehubungan dengan masalah ini ada empat orang yang diberi pahala, yaitu : orang yang bertanya, orang yang mengajarkan ilmu, orang yang mendengarkan ilmu dan orang yang mencintai ketiganya (HR Abu Na’im melalui Ali K.V)

Sabtu, 21 Juli 2012

Indahnya Puasa Romadhon


MERAIH INDAHNYA PUASA ROMADHON

§ "Barangsiapa yang berpuasa Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampunilah dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhori & Muslim)
§ "Barangsiapa yang bertarowih di bulan Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Alloh, maka diampunilah dosanya yang telah lalu".
(HR. Bukhori & Muslim)
§ "Puasa dan Tadarus, keduanya sebagai syafa'at di hari Kiamat. Puasa berkata : "Tuhan.. aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari". Dan Al-Qur'an berkata : "Aku mencegahnya dari (banyak) tidur dimalam hari". Izinkan kami memberi syafa'at padanya". (HR. Ahmad & Nasai)
§ "Barangsiapa yang memberi berbuka orang yang berpuasa, baik itu makanan atau minuman yang halal, maka Malaikat bersholawat atasnya disepanjang bulan Romadhon. Dan Malaikat Jibril pun bersholawat atasnya pada malam Lailatul Qodar" (HR. Thobroni)
§ "Sungguh bau orang yang berpuasa pada hari Kiamat nanti lebih wangi dari minyak kesturi". (HR. Bukhori & Muslim)
§ "Alloh 'Azza wa Jalla berfirman : "Puasa itu untukku, dan aku sepenuhnya yang akan membalas puasanya itu. Ia meninggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya karena mengharap keridhoan-Ku. Dan puasanya itu sebagai menjadi perisai dari sentuhan api neraka. Bagi yang berpuasa beroleh 2 kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka, dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhan-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Alloh dari aroma kesturi". (HR. Bukhori)
§ "Barangsiapa yang memberikan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala berpuasa orang tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasanya sedikitpun". (HR. Tirmidzi, Hasan Shohih)
§ Jika bulan Romadhon telah masuk, maka pintu-pintu langit dibukakan, dan pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan diikat. (HR. Bukhori)
§ Jika Romadhon datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup,  dan setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim)
§ Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata : "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?" Beliau menjawab (yang artinya) : “ Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits Riwayat Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih]


FIQIH PUASA

Sebab jatuhnya kewajiban berpuasa di bulan Romadhon.
Penyebabnya jika ada salah satu dari 5 perkara ini : 1). Sempurnanya bulan Sya’ban 30 hari. 2). Melihat bulan. 3). Membenarkan kesaksian orang yang melihat bulan. 4).Membenarkan berita dari orang yang dapat dipercaya. 5).  Sangkaan yang kuat dengan jalan ijtihad pada orang yang masih samar tentang masuknya waktu puasa.

Syarat Sah Puasa.
Syarat sah puasa ada 4 : 1). Islam, 2). Berakal sehat, 3). Suci dari haid dan nifas, 4). Mengetahui bahwa waktu puasa Romadhon telah tiba.

Syarat Wajib Puasa.
Syarat wajib puasa ada 5 : 1). Islam, 2). Mukallaf, 3). Mampu, 4). Sehat, 5). Muqim.

Rukun Puasa
Rukun puasa ada 3 : 1). Niat di setiap malamnya hari puasa, 2). Meninggalkan yang membatalkan puasa, 3). Orang yang berpuasa.

Wajib mengqodho puasa juga kifarat.
Yaitu atas orang yang rusak sehari puasa Romadhonnya karena jima’. Dan ini berdosa pada keadaan puasa.

Wajib mengqodho juga imsak
Ini berlaku atas 6 kasus : 1). Di bulan Romadhon, dan tidak dibulan lainnya. 2). Yang meniggalkan niat pada malam hari pada puasa fardhu. 3). Orang yang bersahur dengan dugaan waktu itu masih malam, sedangkan kenyataannya adalah sebaliknya. 4). Orang yang berbuka dengan dugaan bahwa waktu Maghrib telah tiba, padahal kenyataannya sebaliknya. 5). Orang yang telah nyata baginya bahwa tanggal 30 sya’ban adalah masih bulan Romadhon. 6).  Orang terlanjur menelan air pada saat berkumur atau menghirup air dihidung dengan berlebihan.

Yang Membatalkan Puasa
Puasa batal dengan sebab : murtad, haid, nifas, melahirkan, gila (walau hanya sebentar), pingsan sepanjang siang, mabuk dengan sengaja hampir sepanjang siang, masuknya sesuatu kedalam rongga yang terbuka dengan sengaja, atau kepada rongga yang tidak terbuka hingga kepada kepala, menyuntik atau memasukkan kepada salah satu dari dua jalan, muntah dengan sengaja, bersenggama, dan ejakulasi dengan sebab sentuhan.

Hukum berbuka disaat puasa Romadhon
  1. Wajib, seperti dalam keadaan haid dan nifas.
  2. Jaiz, seperti dalam keadaan melakukan perjalanan, sakit.
  3. Tidak wajib dan tidak Jaiz, seperti dalam keadaan gila.
  4. Haram, seperti orang yang mengakhirkan qodho Romadhon padahal ia memungkinkan untuk melakukannya, sehingga waktunya nyaris habis.

Ketentuan atas orang yang berbuka saat puasa.
  1. Wajib qodho dan fidyah :
    1. Buka karena takut ancaman orang lain.
    2. Buka serta mengakhirkan qodho, padahal memungkinkan baginya untuk mengqodho puasa, hingga tibanya bulan Romadhon.
  2. Wajib qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu diantaranya adalah orang yang ayan.
  3. Wajib fidyah dan tidak wajib qodho. Yaitu orang yang sudah jompo.
  4. Tidak wajib qodho dan tidak wajib fidyah. Yaitu orang gila yang tidak disengaja gilanya.

Yang tidak membatalkan dengan sebab sampainya sesuatu kepada rongga ada 7 macam :
  1. Sesuatu yang masuk karena lupa,
  2. atau tidak mengetahui ,
  3. atau tidak sengaja.
  4. Menelan ludah yang mengalir diantara rongga gigi / gusi, sedang ia tidak kuasa untuk meludahkannya.
  5. masuknya seperti debu jalanan.
  6. Kepulan tepung, atau lalat yang terbang,
  7. atau seumpama dengannya.

Sunnah Puasa
Sunnah puasa ada 3 : Menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meninggalkan perkataan yang tidak baik.



MERAIH KEMULIAAN PUASA.
Rosululloh SAW bersabda :
·         "Ummatku tidak lepas dari kebaikan atas menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur". (HR. Ahmad)
·         "Mengakhirkan sahur termasuk sunnah para Rosul" (HR. Ibnu Hibban)
·         " Siapa yang tidak meninggalkan perkataan buruk dan perbuatannya, maka Alloh tidak perduli terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum". (HR. Bukhori)
·         “Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.” (Shahih, HR. Muslim)
·         "Banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu, terkecuali hanya lapar. Banyak orang yang bertarawih, tetapi ia tidak dapat apapun dari tarawihnya, melainkan hanya bergadang". (HR. Hakim)
·         "Bersahurlah, karena pada sahur itu terdapat barokah" (HR. Ahmad)
·         "Jangan tinggalkan sahur, meskipun hanya seteguk air. Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya membacakan sholawat atas orang-orang yang sahur". (HR. Ahmad)
·         Barangsiapa yang berpuasa Romadhon, kemudian ia ikuti dengan 6 hari puasa dibulan syawwal, maka ia seperti puasa selama setahun.
·         Alloh 'Azza wa Jalla telah memfardhukan puasa Romadhon, dan aku sunnahkan Tarowihnya. Barangsiapa yang berpuasa dan bertarowih dengan penuh harap (mendapat pahala dari Alloh) maka bersihlah ia dari dosa, seperti hari dimana ia dilahirkan ibunya. (HR. Ahmad)

Tingkatan puasa ada 3 :
  1. Puasa umum, yaitu orang yang dalam berpuasanya berupaya menahan diri yang membatalkan puasa.
  2. Puasa khusus, yaitu orang yang dalam berpuasanya berupaya menahan yang membatalkan puasa dan mampu juga menahan dari yang membatalkan pahala puasa.
  3. Puasa khususil khusus, yaitu puasa orang yang mampu menahan dari yang membatalkan puasa dan pahala puasa, juga jiwanya senantiasa online (tersambung) dengan Alloh SWT.

LAILATUL QODR
·         "Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)
·         "Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya." (HR. Muslim no.1165)
·         "Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)
·         "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadar)." (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)
·         "Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR. Muslim no.762)
·         "Malam Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan." (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

Yang membatalkan pahala puasa
Yang membatalkan pahala puasa adalah setiap tindakan yang berdosa untuk dilakukan dan tidak pantas untuk dilakukan, termasuk hal yang sia-sia dan menurutkan hawa nafsu. Diantara yang membatalkan pahala puasa adalah : berdusta, gosip, fitnah, adu domba, berkata kasar, menyakiti hati orang lain, berpacaran, melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat, berkhayal yang tidak baik, mandi berlama-lama, tidur sepanjang hari, iri, dengki, menghasut, sombong, meninggalkan sholat wajib, dan tidak bersikap shabar dalam menjalankan puasa.

Ancaman bagi orang yang membatalkan puasa
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhabaya[1], membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata, "Naik". Aku katakan, "Aku tidak mampu". Keduanya berkata, 'Kami akan memudahkanmu'. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, 'Suara apakah ini?'. Mereka berkata, 'Ini adalah teriakan penghuni neraka'. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, 'Siapa mereka?' Keduanya menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka.[2] ." [Riwayat An-Nasa'i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban (no.1800-zawaidnya) dan Al-Hakim 1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin 'Amir dari Abu Umamah. Sanadnya shahih].

Hubungan puasa dengan bekerja.
Puasa adalah ibadah yang mulia, demikian juga bekerja atau mencari nafkah yang halal. Fenomena yang terjadi pada umumnya orang, saat hari-hari puasa, terlihat pucat, malas, tidak bergairah, dan banyak tidur. Kenapa ? jawabannya bukan karena kurang sahur atau lupa minum vitamin semata, tapi itu pertanda kurangnya iman. Lalu agar tidak seperti itu harus bagaimana ? kuncinya adalah NIAT. Niat menentukan kualitas perbuatan, termasuk puasa. Maka tingkatkan kualitas niat itu dengan ilmu, cinta kepada Alloh, semangat meraih ampunan Alloh serta anugrah dan surga-Nya.
Dengan ilmunya seseorang tahu bahwa ia sedang menuju ridho dan ampunan Alloh. Saat lapar menyengat, ia sadar betul bahwa dirinya dengan dibersihkan dari dosa, maka iapun merasakan ni’matnya puasa dalam sengatan lapar. Saat itulah ia makin merasa dekat dengan Alloh SWT, seraya jiwaya berkata : “Ya Alloh… ampuni seluruh dosaku, kasih sayangilah aku..”.  Dengan demikian, ia akan melakukannya dengan penuh keimanan.
Saat itulah jiwanya bangkit, semangat ibadah yang terasa indah, memberi efek positif dalam bekerja, sehingga tugasnya ia lakukan dengan yang terbaik, sebagai bentuk pengabdiannya kepada Alloh SWT.  Rosululloh SAW pernah berperang pada saat bulan puasa, dan beliau beserta para sahabatnya memenangkan peperangan itu masih dalam keadaan berpuasa.
Tapi kebalikannya, bila dilihat dari sisi efisiensi waktu kerja, maka pada bulan Romadhon banyak orang dapat  pulang  lebih awal. Hal ini terjadi karena mereka dapat mengerjakan pekerjaannya tepat waktu, yang disebabkan keinginannya untuk mengejar waktu berbuka puasa  dan melakukan ibadah dirumah. Hal-hal baik ini dapat ditularkan pada bulan bulan setelah bulan Romadhon. Jadi pada bulan Romadhon selain sebagai bulan untuk  membersihkan diri, menambah amal ibadah, juga sebagai sarana melatih diri untuk melakukan hal-hal yang terbaik di bulan bulan setelah bulan Romadhon. Dan semua itu perlu niat yang kuat, mohon pertolongan Alloh seraya sadar bahwa dirinya tidak memiliki daya melainkan dengan pertolongan-Nya, usaha yang ikhlas (di sini terasa indahnya menunaikan kewajibannya), dan tawakkal (berserah diri kepada Alloh). Insya Alloh dengan demikian, kita bisa menahan yang tidak baik, jujur, dan disiplin yang tinggi, disiplin yang tinggi tanpa tekanan, melainkan dengan nuansa bahagia dalam bekerja.

DZIKIR DAN DO’A SEPUTAR IBADAH ROMADHON

Do'a saat Lailatul Qodar :
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allohhumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".
"Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af, mencintai ampunan, maka ampunilah aku".

Lafadh niat puasa Romadhon
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu shouma ghodin 'an adaa-i fardhi syahri Romadhoona
haadzihis sanati lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya berpuasa esok hari, demi menunaikan kewajiban bulan Romadhon
pada tahun ini sunnah karena Alloh Ta'ala.

Lafadh niat puasa Romadhon sebulan penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ شَهْرًا تًامًّا فِي هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى.
Nawaitu shouma Romadhoona syahron taamman,
fii haadzihis sanati, fardhol lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya berpuasa Romadhon sebulan penuh pada tahun ini, fardhu karena Alloh Ta'ala.

Do'a berbuka puasa
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ اٰمَنْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ،
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Alloohumma laka shumtu, wabika aamantu, wa 'alaa rizqika afthortu,
birohmatika yaa Arhamar Roohimiin.
Ya Alloh, bagi-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rizki-Mu aku berbuka, dengan kasih sayang-Mu wahai Yang Maha Pengasih.

Lafadh niat sholat Tarawih
اُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat Taroowiihi rok'ataini, mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta'aalaa.
Saya tunaikan sholat sunnah Tarowih, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aala.

Lafadh niat sholat Witir
اُصَلِّي سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatan minal witri, rok'ataini, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya tunaikan sebagian sholat Witir, dua roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.

اُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal witri, rok'atan, mustaqbilal Qiblati, lillaahi Ta'aala.
Saya tunaikan sholat Witir, satu roka'at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta'aalaa.

اُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالى
Ushollii sunnatal Witri tsalatsa roka’aatim mustaqbilal Qiblati lillaahi Ta’aalaa.
Saya tunaikan sholat Witir, 3 roka’at, menghadap Qiblat, karena Alloh Ta’aalaa.

Lafadh niat beri'tikaf
نَوَيْتُ اَنْ اَعْتَكِفَ فِي هٰذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيْهِ ِللهِ تَعَالىَ.
Nawaitu an a'takifa, fii haadzal masjidi, maa dumtu fiihi, lillaahi Ta'aalaa.
Niat saya beri'tikaf di masjid ini, selama aku berada di dalamnya, karena Alloh Ta'aalaa.

Dzikir selepas salam pada sholat Tarowih
اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ،
Asyhadu allaa ilaaha illallooh, astaghfirullooh.
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alloh, aku mohon ampun kepada Alloh.
اَسْئَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ.
As aluka ridhooka wal jannah, wa a'uudzubika min sakhothika wannaar.
Aku mohon keridhoan dan surga-Mu.
Dan aku berlindung kepadamu dari murka dan neraka-Mu.
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي يَا كَرِيْمَ.
Alloohummaa innaka 'Afuwwung Kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii yaa Kariim.
Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Pema'af lagi Mulia,
Engkau menyukai ma'af, maka ma'afkanlah aku wahai Yang Maha Mulia.

Dzikir selepas salam sholat Witir terakhir.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَوْجُوْدِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ.
Subhaanal Malikil Qudduus, Subhaanal Malikil Maujuud, Subhaanal Malikil Ma'buud.
Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Suci, Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Berada, Maha Suci Yang Maha Merajai lagi Maha Disembah.
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ.
Subbuuhung Qudduusur Robbunaa wa Robbul Malaaikati warruuh.
Maha Suci Tuhan Kami Yang Suci, Tuhannya Malaikat dan Ruh.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلآ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Subhaanallooh, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illalloohu, walloohu Akbar.
Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Adzhiim.
Maha Suci Alloh, Maha Terpuji Alloh, tiada Tuhan selain Alloh, Alloh Maha Besar.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan perkenan Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.


Mobil, Motor, Truk, Bis, Sepeda, Bajaj dlsb. adalah alat transportasi yg tujuannya untuk memindahkan orang/ barang dr satu tempat ketempat lain mis. gudang, kantor, mall dlsb.... sehingga bukan suatu alat pembunuh seperti halnya pisau, pistol dlsb.nya... Jadi hati-hatilah berkendara jangan sampai membuat nyawa orang lain melayang yang pada gilirannya merugikan diri sendiri.. Ingat, bersedekah tidak hanya dalam memberi uang, memberi jalan kepada orang lain juga sedekah...

Sabtu, 14 Juli 2012

Pilih Pemimpin


Pilih pemimpin lihatlah dari : agamanya, budi pekertinya dan apakah ada niatan terselubung setelah jadi pemimpin (ini yang terpenting..!), ya mbok care sedikitlah dalam memilih, lihat tuntunan Al-Qur'an & Hadist... hati-hati mas/mbak/kang/neng dalam memilih pemimpin karena akan berakibat langsung/tidak langsung pada kehidupan kita didunia maupun di akhirat kelak... Jangan tergoda kenikmatan duniawi yang disodorkan / ditawarkan (iming-iming agar dapat jadi pemimpin) oleh calon pemimpin, Setelah menjadi pemimpin, maka niatan terselubung akan dijalankan , sehingga akan merugikan kita dan anak cucu kelak diakhirat... Keputusan anda dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan Islam adalah merupakan jihad karena membela agama Islam. 

Sabtu, 18 Desember 2010

Mengikuti Aturan keluarga, perusahaan & negara adalah benar ketika masih tinggal di dalam keluarga, bekerja di perusahaan & tinggal di suatu negara..Tapi Yg WAJIB adalah mengikuti aturan ALLOH karena kita tinggal di bumi ciptaan & milik Nya..Aturan keluarga, perusahaan, negara WAJIB mengikuti aturan ALLOH karena semuanya masih tinggal di Bumi NYA, tidak mau mengikuti , silahkan cari Bumi lain yg bukan ciptaan ALLOH

Sabtu, 10 Januari 2009

ISLAMNYA SEORANG DOKTER NASRANI DERMAWAN

Diriwayatkan, bahwa sebagian ulama sufi suatu ketika pernah keluar bersama kaumnya. Mereka berjumlah empat puluh orang dan telah bermukim selama tiga hari dan selama itu pula tidak pernah menelan sebutir nasi pun.

Ulama sufi itu kemudian berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Kaumku, sesungguhnya Allah telah membolehkan mencari perantara kepada sesama hamba Allah. Allah swt. telah berfirman, '... maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. ' (Q.s. Al-Mulk: 15). Sekarang coba perhatikan, mungkin ada orang yang lewat dan dia membawakan sesuatu untuk kita!' Kemudian keluarlah salah seorang fakir dari kaum mereka itu berjalan di pinggiran kota Baghdad. Akan tetapi, dia tidak menjumpai seorang pun yang dapat dimintai sesuatu, bahkan hingga kelaparan dan lelah menghimpitnya.

Untuk mengurangi kelelahannya, ia duduk di teras toko obat milik seorang dokter Nasrani yang pembelinya cukup banyak. Kepada si fakir tersebut dokter itu bertanya, 'Apa yang sedang kamu lakukan?' Si pemuda fakir itu tidak menjelaskan sedikit pun masalah yang sedang dihadapinya, tetapi justru menjulurkan tangannya kepada dokter tersebut. Dokter Nasrani itu lalu meraba tangannya dan berkata, 'Ini adalah suatu penyakit dan aku tahu obatnya. Hai anak muda, pergilah ke pasar dan belikan aku satu kati roti, daging dan buah-buahan yang manis!'

'Sebenarnya tidak hanya aku sendiri yang menderita penyakit semacam ini, masih ada lagi teman-temanku lainnya. Kaum kami yang terdiri empatpuluh orang juga menderita penyakit yang sama,' kata pemuda fakir itu.

'Jika demikian, tolong belikan untukku empat puluh kali lipat!' kata sang dokter kepada pemuda fakir itu. Pemuda itu pun membeli semua bahan makanan sebagaimana pesan dokter tersebut, selanjutnya sang dokter menyerahkan semua bahan makanan kepadanya.

'Bawalah semua itu untuk orang-orang yang kamu sebutkan tadi!' Demikianlah, dengan dibantu beberapa orang, pemuda fakir itu kembali menemui kaumnya yang tinggal di sebuah rumah kecil.

Sedangkan dokter Nasrani itu sendiri segera bangkit untuk membuktikan kebenaran ucapan pemuda fakir tersebut. Sang dokter Nasrani itu berangkat menuju ke tempat kediaman pemuda fakir beserta kaumnya, dan dia pun mengawasi perilaku pemuda itu dari sebuah tempat yang agak terlindung. Dilihatnya bahwa pemuda fakir itu masuk rumah dan meletakkan bahan makanan yang dibawanya, sekejap kemudian berkumpullah ulama sufi bersama orang-orang fakir sahabatnya.

Ketika mereka hendak menikmati makanan tersebut, tiba-tiba ulama sufi itu melarangnya, 'Sukakah kalian memakan makanan milik orang Nasrani yang diberikan kepada kalian tanpa ada suatu imbalan untuknya?' 'lmbalan apakah yang harus kami berikan?' tanya mereka serempak.

'Sebelum kita memakannya, kita harus mendoakannya agar dia diselamatkan dari api neraka,' demikian kata ulama itu. Akhimya mereka pun mendoakan si dokter Nasrani itu dan hal tersebut sempat didengar secara langsung oleh yang bersangkutan.

Melihat sekaligus mendengar perihal kelaparan di antara kaum fakir dan ulama tersebut, mendorong dokter Nasrani itu berkunjung menemui mereka. Maka, dokter itu pun mengetuk pintu rumah mereka, sebentar kemudian terbukalah pintu tersebut. Sang dokter segera masuk dan kemudian memotong keragu-raguannya seraya berkata, 'Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah)'."

Prof. David Benjamin Keldani (mantan Pendeta Katolik Roma Sekte Uniate Chaldean 1895)

Setelah masuk Islam, David Benjamin Keldani mengganti namanya menjadi ' Abdul Ahad Dawud. Dia adalah seorang pendeta Katolik Roma dari sekte Uniate-Khaldean. la lahir pada 1867 di Urmia, Persia; mengenyam pendidikan sejak kecil di kota itu. Dari 1886-89 (tiga tahun) ia menjadi staf pengajar Archbishop of Canterbury's Mission untuk Assyrian (Nestorian) Christians di Urmia.

Pada 1892 ia diutus oleh Kardinal Vaughan ke Roma, di sana ia mempelajari filsafat dan teologi pada Propaganda Fide College, dan pada 1895 dinobatkan sebagai Pendeta. Pad a 1892 Profesor Dawud menulis serangkaian artikel di The Tablet tentang "Assyria, Romawi, dan Canterbury"; dan juga pada Irish Record tentang "Keotentikan Pentateuch." (Lima kitab pertama dari Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan) . la mempunyai beberapa terjemahan Ave maria dalam bahasa berbeda-beda, yang diterbitkan di Illustrated Catholic Missions.

Ketika berada di Konstantinopel, dalam perjalanannya ke Persia pada 1895, ia menulis serangkaian artikel panjang tentang "Gereja-gereja Timur" dalam bahasa Inggris dan Perancis di surat kabar harian yang terbi t di sana dengan nama The Levant Herald. Pada 1895 ia bergabung dengan French Lazarist Mission di Urmia, dan terbit untuk pertama kali dalam sejarah Misi itu sebuah majalah berkala dalam bahasa daerah Syria yang bernama Qala-La-Syrini (Suara Kebenaran).

Pada 1897 ia diutus oleh dua Uskup Besar Uniate-Khaldean dari Urmia dan Salmas untuk mewakili Katolik Timur pada Kongres Ekaristik yang diselenggarakan di Paray-le-Monial, Perancis, di bawah pimpinan Kardinal Perraud-tentu saja ini adalah undangan resmi. Makalah yang dibacakan di Kongres oleh "Bapa Benjamin" disiarkan dalam Tawarikh Kongres Ekaristik tahun itu, yang disebut "Le Pellerin." Dalam makalah ini, Khaldean Arch-Priest (begitu gelar resminya) menyesalkan sistem pendidikan Katolik di kalangan Nestorian, dan meramalkan kemunculan yang sudah dekat dari para pendeta Rusia di Urmia.

Pada 1888 Bapa Benjamin kembali lagi ke Persia. Di kampung halamannya, Digala, sekitar satu mil dari kota, ia membuka sekolah gratis.

Tahun berikutnya ia dikirim oleh otoritas-otoritas Gereja untuk memimpin keuskupan Salmas, di mana konflik yang tajam dan berbau skandal antara Uskup Besar Uniate, Khudabash, dan para Bapa Lazarist yang sudah berlangsung lama telah mengancam terjadinya perpecahan.

Pada hari Tahun Baru 1900, Bapak Benjamin menyampaikan khotbahnya yang terakhir dan patut dikenang di hadapan banyak sekali jemaat, termasuk banyak orang Armenia yang non-Katolik dan lain-lainnya, di dalam Katedral Khorovabad St. George, Salmas. Pokok bahasan sang pengkhotbah adalah "Abad Baru dan Manusia Baru." la mengingatkan kepada fakta bahwa para Misionaris Nestorian, sebelum munculnya Islam, telah mengabarkan ajaran-ajaran Yesus (Kitab Injil) di seluruh Asia; bahwa mereka memiliki banyak lembaga di India (khususnya di Pantai Malabar), di Tartary, Cina, dan Mongolia; dan bahwa mereka menerjemahkan Kitab Injil ke dalam bahasa Turki Uighur dan bahasa-bahasa lainnya; bahwa Misi-misi Katolik, Amerika, dan Anglikan, meskipun mereka telah melakukan sedikit kebaikan untuk bangsa Assyro-Khaldean melalui pendidikan dasar, telah memecah bangsa itu-sudah sedikit-di Persia, Kurdistan, dan Mesopotamia menjadi banyak sekali sekte yang bermusuhan; dan bahwa upaya-upaya mereka ditakdirkan untuk menyebabkan keruntuhan yang terakhir. Konsekuensinya, ia menganjurkan kepada orang-orang pribumi untuk melakukan pengorbanan agar dapat berdiri di atas kaki mereka sendiri sebagai manusia sejati, dan tidak bergantung pada misi-misi asing, dan sebagainya.

Pada prinsipnya pendeta itu seratus persen benar; tapi ucapan-ucapannya menyinggung kepentingan para Misionaris Tuhan. Khotbah ini segera mendatangkan Delegasi Apostolik, Mgr. Lesne, dari Urmia ke Salmas. la tetap menjadi teman yang terakhir bagi Bapa Benjamin. Mereka berdua kembali ke Urmia.

Sebuah Misi Rusia baru sudah diadakan di Urmia sejak 1899.

Kaum Nestorian dengan antusias memeluk agama Tsar "suci" untuk seluruh Rusia!

Lima misi yang besar dan angkuh (Amerika, Anglikan, Perancis, Jerman, dan Rusia) disertai universitas-universitas mereka, pers yang didukung oleh kalangan agamawan yang kaya, para konsul dan dutabesar, berusaha keras mengajak sekitar seratus ribu orang Assyro-Khaldean untuk pindah dari bid'ah Nestorian ke salah satu dari lima bid'ah itu. Tetapi Misi Rusia segera melampaui Misi-misi lainnya, clan misi inilah yang pada 1915 mendorong atau memaksa bangsa Assyria dari Persia, dan juga suku-suku pegunungan Kurdistan, yang kemudian pindah ke dataran Salmas dan Urmia, untuk mengangkat senjata melawan pemerintah mereka masing-masing. Hasilnya adalah separuh pengikutnya lenyap dalam perang dan sisanya terusir dari kampung halaman mereka.

Pertanyaan besar yang sudah sejak lama berkecamuk dalam benak pendeta ini sekarang mendekati klimaknya: Apakah agama Kristen, dengan banyak sekali bentuk dan wamanya, dan dengan naskah-naskah sucinya yang tidak otentik, palsu, dan menyimpang, adalah Agama Tuhan yang sejati?

Pada musim panas 1900 ia pensiun dan tinggal di vila mungilnya di tengah-tengah kebun anggur dekat air mancur ChaliBoulaghi yang terkenal di Digala, dan di sana selama sebulan ia habiskan waktunya untuk sembahyang dan meditasi, membaca berulang-ulang naskah-naskah suci dalam teks-teks aslinya. Krisis pun berakhir dengan pengunduran resmi yang dikirimkan ke Uskup Agung Uniate, Urmia, dimana ia secara terbuka menjelaskan kepada Mar (Mgr.) Touma Audu mengenai alasan dia melepaskan fungsi-fungsi kependetaannya.

Segala upaya yang dilakukan oleh otoritas-otoritas kependetaan untuk membatalkan keputusannya sia-sia belaka. Tidak ada perselisihan atau permusuhan pribadi antara Bapa Benjamin dan para atasannya; semua itu hanyalah persoalan kesadaran.

Selama beberapa bulan Mr. Dawud-begitulah panggilannya sekarang dipekerjakan di Tibriz sebagai Inspektur di Kantor Pos dan Bea Cukai Persia di bawah para ahli Belgia. Kemudian ia ditugaskan sebagai guru dan penerjemah Putera Mahkota Muhammad ‘Ali Mirza.

Pada 1903 sekali lagi ia mengunjungi Inggris dan di sana bergabung dengan Komunitas Unitarian. Pada 1904 ia dikirim oleh British and Foreign Unitarian Association untuk menangani masalah pendidikan dan penerangan di tengah masyarakat desanya. Dalam perjalanan menuju Persia ia mengunjungi Konstantinopel; dan setelah mengadakan beberapa wawancara dengan Syeikhul Islam Jamaluddin Effendi dan beberapa ulama lainnya, ia memeluk agama Islam. Ia berkata : “Kepindahan saya ke Islam tak lain karena hidayah Alloh Yang Maha Kuasa. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian dan usaha usaha lain untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya menemukan kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan Mutlak tuhan, maka Nabi Muhammad pun menjadi pola sikap dan perilaku saya”.

Dalam bukunya “Menguak Misteri Muhammad” (diterbitkan oleh PT. SAHARA Intisains) dari terjemahannya “Muhammad in the Bible”, ia mengatakan “Kepalsuan nabi-nabi sejati umat kristiani terbongkar bersama-sama ayat palsu yang dinisbahkan kepada Nabi Daud, Yohanes, Yesus dan sebagainya. Misteri Muhammad pun terkuak lewat Injil yang telah lama disembunyikan”. Buku ini mengajak siapa saja yang mau menggunakan nalarnya bersifat obyektif, bijak dan lapang dada menerima dan tunduk pada kebenaran, dan siap memberikan argumentasi bantahan yang tidak dikuasai fanatisme, subyektifitas dan emosi.

Senin, 29 Desember 2008

Rosululloh adalah Teladan Yang Utama

TELADAN YANG UTAMA

Sangatlah multidimensi yang menyebabkan beliau memiliki keistimewaan yang hanya sebagian saja dimiliki Rosul lainnya, sedangkan sebagian lainnya tidak mereka miliki. Kepribadian Rosululloh saw. terepresentasikan secara utuh dalam segala si si kehidupan, dan tidak semua utusan Alloh memiliki hal ini.

Rosululloh saw. adalah seorang ayah, tidak semua Rosul Alloh adalah ayah. Beliau adalah seorang suami dan tidak setiap Rosul Alloh menikah. Beliau adalah kepala negara dan tidak semua Rosul Alloh mendirikan negara. Beliau adalah panglima tertinggi pasukan Islam dan seorang pejuang yang hebat dan tidak semua Rosul adalah ahli perang. Beliau diutus untuk manusia secara umum, dan mensyariatkan kepada manusia atas perintah Alloh pedoman hidup mereka dalam segala sisi baiknya ; akidah, ibadah, ekonomi, sosial, moral, dan politik. Tidak ada seorang Rosul pun yang diutus untuk manusia secara menyeluruh kecuali beliau. Beliau adalah seorang penasihat, hakim, pendidik, pengajar, ahli ibadah, ahli zuhud, penyabar, penyayang, dan sebagainya Sampai akhir sifat Rosululloh saw. yang mencakup semua sisi kehidupan. Jelaslah, memang ada perbedaan keutamaan antara para Rosul pada umumnya dengan seorang Rosul yang istimewa. Firman Alloh, "Rosul-Rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain...." (alBaqarah: 253)

Lebih dari itu, hal ini menunjukkan keagungan hikmah Alloh swt yang telah menjadikan Islam yang diturunkan pada Muhammad saw. sebagai sistem yang universal dan komprehensif mencakup semua sisi kehidupan manusia dan menjadikan semua kehidupan Rosululloh saw. sebagai contoh agama-Nya dalam segala sisinya, sehingga hujjah untuk manusia telah ditegakkan dua kali. Yang pertama dengan penjelasan teori dan yang kedua dengan penjelasan amali (praktik). Di dalam kehidupan manusia ada seorang ayah, seorang anak, dan seorang suami. Juga ada seorang politikus, ekonom, dan senator. Adajuga seorang ahli perang dan ada tawanan, ada yang tertimpa cobaan dan ada yang selamat, ada pemimpin dan ada rakyat, ada buruh dan ada pedagang. Kehidupan manusia sangat kompleks. Setiap manusia hidup dalam sisi yang berbeda dengan yang lain, meskipun terkadang ada yang sama Alloh telah menentukan adanya perbedaan itu, dan menentukan Rosululloh saw. sebagai teladan mereka dalam segala tingkatan dan segala sesuatu. Jika pribadi Rosululloh saw. tidak multidimensi dan mencakup semua sisi tentu tidak akan menjadi teladan manusia dalam segala sisi kehidupan.

Terkadang manusia merasa heran dengan kehidupan Rosululloh saw. yang kaya dan mencakup semua sisi kehidupan manusia sehingga menjadi teladan mereka. Itulah kenyataan yang disaksikan secara teori dan praktik (amali).

Dari segi teori, pelajarilah sikap sabar beliau, maka kita akan menemukan sikap beliau telah mencakup semua sikap yang diperlukan manusia untuk bersabar. Alloh telah menempatkan Rosul-Nya pada posisi orang yang diusir dari kampung halamannya, orang yang meninggal anak-anaknya, orang yang ditinggal mati istri, paman, dan anak pamannya. Bahkan sebagian mereka mati terbunuh, orang yang dicela, orang yang istri paling dicintainya dituduh tidak baik, orang yang disakiti dan dilukai, orang yang lapar, haus dan takut, dan posisi lainnya. Tak ada satu musibah pun yang menimpa manusia keeuali Rosululloh saw. telah merasakannya dan beliau mempunyai sikap yang harus dicontoh dalam menghadapinya. Mukmin mana pun pasti akan mencontoh sikap beliau.

Dari segi praktik, sejarah umat Islam dalam semua masanya, dari miliaran jumlah umat ini tidak pemah luput dari adanya perbedaan pengetahuan, perbedaan tingkatan, perbedaan spesialisasi, dan perbedaan keeenderungan. Di antara mereka ada yang kaya, miskin, pemimpin, kepala negara, ilmuwan, ahli ibadah, dan sebagainya Semuanya berpegangan pada keteladanan Rosululloh saw. dalam hal besar dan keeil, sampai kita menemukan contoh yang jelas dari mereka. Setiap orang berdalil bahwa perilakunya adalah perilaku Rosululloh saw. yang sedang ia teladani dan amalkan. Itu semua pada kenyataannya adalah hasil kekayaan kepribadian Rosululloh saw. yang mencakup keadaan manusia semuanya.

Rosululloh saw. dalam semua sisi kehidupannya adalah teladan yang agung dan utama bagi manusia sebab kesempurnaan segala sesuatu sebagai manusia ada pada beliau, dan dari beliaulah manusia mengenal kesempurnaan dalam segala sesuatu. Inilah sisi yang akan kita paparkan dalam pasal ini untuk menjelaskan pada kita bahwa tidak ada kesempurnaan bagi manusia seperti apa pun hebatnya dalam segala keadaan kecuali dengan mengikuti dan mencontoh Rosululloh saw.. Alloh tidak memberi kesempurnaan kepada manusia seperti apa yang diberikan pada Muhammad saw. Tidak berkumpul sifat-sifat kesempurnaan dalam diri orang manusia seperti yang terdapat dalam diri Rosululloh saw. yang agung. Ini adalah bukti bahwa ia adalah utusan-Nya. Kesempurnaan, keluasan ilmu, dan anugerah yang agung dari Alloh tidaklah berkumpul pada diri seseorang kecuali ia adalah seorang Rosul.

Tentu saja kita tidak dapat-khususnya dalam semisal pasal yang pendek ini yang dikhususkan hanya untuk tulisan ini-merepresentasikan semua sisi kepribadian Rosululloh saw. dan menunjukkan semua kesempurnaannya secara rind. Hal itu membutuhkan kerja keras banyak peneliti, meskipun juga tak akan mampu merepresentasikannya secara menyeluruh dan sempurna. Kami hanya menulis empat bagian saja secara ringkas, seputar empat sisi kehidupan Rosululloh saw. Yaitu :.

Pertama : Pemilik akhlak yang utama.

Kedua : Pemimpin keluarga yang utama: sebagai ayah dan suami.

Ketiga : Pendidik dan pengajar yang utama.

Keempat : Negarawan yang utama; sebagai politikus dan pemimpin militer.

Kami memilih sisi-sisi ini karena yang populer di kalangan manusia umumnya bahwa kesempurnaan seseorang dalam salah satu segi ini biasanya dibayar dengan kekurangan di sisi lain. Pernyataan kami ini tidak mencakup para sahabat dan pengikut Rosululloh saw. yang meneladani beliau. Terkumpulnya kesempurnaan pada Rosululloh saw. dalam semua segi ini adalah bukti kebenaran apa yang kami ucapkan di atas.

Pemilik Akhlak yang Utama

"Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (al-Qalam: 4)

Ciri paling menonjol dalam kepribadian Rosululloh saw. yang multidimensi adalah budi pekerti beliau yang tiada bandingnya. Seandainya kita kumpulkan semua budi pekerti luhur di bumi ini, dan semua perilaku baik yang telah dikerjakan sepanjang sejarah manusia, maka itu semua akan kita dapati telah terkumpul pada pribadi Rosululloh saw. secara sempurna Tak ada satu sisi pun dalam diri beliau tanpa budi pekerti yang luhur, sehingga kita tidak akan dapat menemukan dalam kehidupan beliau, sikap yang lebih berakhlak dari yang telah beliau lakukan. Para sahabat yang mengetahui hal ini, akan bertingkah laku meniru beliau. Dalam beberapa kejadian, mereka bertingkah laku menggunakan sunnah para nabi terdahulu, tetapi mereka segera tahu bahwa Rosululloh saw. tidak memperkenankan hal itu. Beliau tidak rela umatnya meneladani orang selain beliau, dan tidak rela ada seseorang yang melebihi beliau, sebab tidak ada yang lebih tinggi budi pekerti dan tingkah lakunya dari beliau.

Dalam perjalanan menuju fathu Mekah, beliau berjumpa dengan Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthalib dan Abdullah bin Abi Umayyah, keduanya adalah anak paman dan bibi beliau yang termasuk paling memusuhi dan menyakiti beliau di Mekah. Beliau berpaling dari keduanya, lantas Ali bin Abi Thalib mengisyaratkan pada saudara sepupunya agar mendatangi Rosululloh saw. dari arah wajahnya dan mengatakan padanya seperti perkataan saudaranya Nabi Yusuf, "Demi Alloh, sesungguhnya Alloh telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}." (Yusuf: 91) Beliau tidak akan rela ada seseorang yang lebih baik jawabannya dari beliau. Hal itu langsung dilakukan Abu Sufyan. Rosululloh saw. menjawabnya, "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahanAlloh mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. " (Yusuf: 92)

Lihatlah beliau tidak mau ada seorang pun yang melebihi beliau dalam berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Akhlak Rosululloh saw. adalah keistimewaan pribadi beliau yang terbesar, hingga beliau memastikan misi risalah beliau dengan sabdanya, ''Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. "(Dikeluarkan oleh Ibnu Sa'id, Bukhari, Hakim, al-Baihaqi, dan dirumuskan kesahihannya oleh as Suyuthi.) Kita tidak akan bisa mengambil gambaran utuh tentang akhlak Rosululloh saw. kecuali jika Anda memahami AI-Qur'an dan Sunnah, serta segala yang berhubungan dengan sirah (biografi) Rosululloh saw.. Akhlak beliau adalah AIQur'an, sebagaimana disifati Aisyah r.a. dalam perkataannya, "Akhlak beliau adalah AI-Qur'an." Secara praktik, Anda telah melihat kenyataan ini dalam pembahasan sifat amanah di pasal pertama. Rosululloh saw. adalah bentuk pelaksanaan praktis setiap ayat AI-Qur'an, atau beliau adalah AI-Qur'an yang berjalan di muka bumi ini. Telah kami kemukakan di situ beberapa ayat dan contoh praktiknya.

Hanya saja di sini kami hendak memberikan pada anda gambaran beberapa akhlak inti pada Rosululloh saw. dalam bentuk yang tak ada seorang pun mampu mencapai dan melebihinya .

Kita pilih akhlak sabar, rahmat, bijaksana, dermawan, dan tiwadhu. Ini semuanya termasuk akhlak inti yang akan dipuji jika ada ditempatnya. Akan kita saksikan bahwa Rosululloh saw. meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika dalam keadaan tertentu memberi maaf tidak terpuji, maka beliau tidak memberi maaf, dan jika dalam kondisi tertentu memberi rahmat tidak terpuji beliau tidak memberi rahmat, dan begitulah seterusnya. Rosululloh saw. adalah timbangan yang perilakunya menjadi timbangan akhlak manusia semuanya, dan menjadi pembatas semua manusia sehingga tak ada seseorang yang menzalimi yang lain.

a. Kesabaran Rosululloh

1) Dalam pembahasan sifat tablig yang lewat, kita telah melihat kesabaran Rosululloh saw. dalam menahan intimidasi, diskriminasi, teror, siksaan , celaan, tanggapan yang negatif, dan hinaan yang terus menerus dari orang-orang kafir. Semua beliau terima dengan sabar. Waktu yang beliau lalui dalam menghadapi itu semua adalah tiga belas tahun, maka kita tabu betapa lamanya beliau bersabar. Tidak hanya itu, bahkan apa yang menimpa beliau juga menimpa pengikut dan kerabat beliau, padahal beliau adalah orang yang terhormat Ini tentunya sangat melukai jiwa manusia dan menekan perasaan.

Meskipun begitu, beliau tidak mempedulikan itu semua, bahkan mampu menahannya. Beliau menerima semua tuduhan keji, seperti tuduhan beliau gila, pendusta, dan tukang sihir, dan sebagainya dengan penuh kesabaran.

Bagi siapa yang pernah merasakan ini semua akan tahu, betapa hal seperti itu membutuhkan kesabaran yang tiada habis. Rosululloh saw. sanggup merasakan ini semua. Bahkan, beliau mampu menghadapi sikap manusia yang memusuhi beliau itu dengan sikap balik menyerang kebatilan mereka, sekaligus mendakwahkan ajaran yang beliau bawa. Kita tabu bahwa masalahnya lebih dari sekadar sabar.

2) Dalam situasi di medan perang, kita juga akan melihat keajaiban. Sikap sabar beliau yang paling menonjol dalam perang terdahsyat adalah saat perang Uhud dan perang Khandag. Pada hari kaum muslimin didera kekalahan, beliau tetap tegar tidak mundur, dan hari pengepungan musuh terhadap kota Madinah yang membuat napas setiap kaum mus1imin tersengal-sengal, tetapi beliau tetap memiliki harapan untuk menang. Berikut ini deskripsi singkat tentang sikap beliau dalam dua perang tersebut Muslim meriwayatkan, "Rosululloh saw. berperang hanya ditemani tujuh orang Anshar dan dua orang Quraisy dalam perang Uhud." Kaum musyrikin mampu menerobos mendekati Rosululloh saw. dan salah seorang mereka melempar beliau dengan batu yang membuat hidung dan dagu beliau pecah, muka beliau robek hingga mengucurkan darah. Kemudian tersiar bahwa Muhammad telah terbunuh, maka kaum muslimin terpecah-pecah sebagian masuk Madinah dan sebagian lari ke atas gunung. Para sahabat bingung, tak tahu apa yang harus diperbuat.

Rosululloh saw. memasang anak panah dan memberikannya pada Sa'ad bin Abi Waqhash dan mengatakan, “’Tembakkan, jaminanmu adalah ayah dan ibuku’. Abu Thalhah Anshari adalah seorang pemanah yang jitu dalam menembak sasarannya, ia bertarung habis-habisan membela Rosululloh saW, jika ia memanah, Rosululloh saw. menampakkan dirinya melihat di mana anak panahnya mengenai sasaran". Di saat yang sulit ini, ketika umat Islam lari cerai-berai tidak ada yang menemani Rosululloh saw. Kecuali jumlah yang sedikit ini. Rosululloh saw. tetap tegar memimpin peperangan yang paling mengharukan antara tiga ribu pasukan kafir Quraisy melawan Rosululloh dan beberapa orang saja yang menyertainya. Beliau tidak mau menyerah kalah, tetap bersikeras bersama orang-orang yang menyertainya bertempur habis-habisan, sampai kaum musyrikin melihat bahwa kerugian mereka lebih besar dari pada keuntungannya, sampai akhirnya mereka lari meninggalkan Nabi saw. dan pengikutnya.

Kesabaran yang bagaimanakah ini?

]angan kita lupakan bahwa kabar terbunuhnya Muhammad sudah tersiar, dan Rosululloh saw. meminta orang-orang yang mengetahui keberadaan beliau untuk tidak menolak kabar itu, agar jangan sampai membuat kafir Quraisy mengurungkan niat meninggalkan pertempuran. Beliau tetap bersabar dalam posisi yang paling sulit dan tidak keluar dari komando tempur yang sempurna.

Pada saat perang Khandag, Madinah telah dikepung dengan sangat ketat, dalam waktu yang lama yang membuat kaum muslimin berada dalam posisi amat sulit sehingga mereka tidak mengenal tidur dan istirahat berhari-hari.

Kaum Ahzab menyerang mereka dari titik yang lemah. Kaum muslimin bergerak sambung menyambung dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menghindari serangan mendadak dan kaum muslimin merasa letih, sebagaimana disifati Alloh swt,

"(Yaitu) ketiha mereka datang kepadamu dan atas dan dan bawahmu, dan ketika tidah tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naih menyesak sampai he tenggorohan dan kamu menyangha terhadap Alloh dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang muhmin dan digoncanghan (hatinya) dengan goncangan yang dahsyat. "(al-Ahzab: 1 0-11)

Dalam situasi yang sedemikian sulit tiba-tiba Bani Quraizhah yang berada di dalam Madinah memutuskan perjanjian dengan Rosululloh saw. dan mengumumkan perang. Saat itu kaum muslimin semuanya terancam jiwanya, anak istrinya terancam ditawan. Kesabaran yang bagaimana yang diperlukan seorang pemimpin dalam situasi dan kondisi yang sangat mencekam itu.

Rosululloh saw. menyamar dengan pakaiannya, terlentang dan diam lama. Jika umat Islam diserang kekhawatiran, dan posisi mereka di ujung tanduk, beliau segera bangkit dan meniupkan harapan dan menumbuhkan azam, serta meninggikan kembali semangat mereka. Beliau bersabda, "Bergembiralah dan tunggulah dengan kemenangan dan pertolongan dari Alloh.'~ Bahaya yang ada di depan mata dan situasi yang mencekam tidak berpengaruh sedikit pun pada jiwa Sang Pemimpin Agung, bahkan yang ada dalam jiwanya adalah kesabaran yang tumbuh di atas kesabaran.

3) Dalam kondisi wafatnya anak, kerabat, dan teman. Hati Rosululloh saw; adalah hati yang sangat pengasih. Akan kita temukan kesabaran yang meneteskan pelajaran berharga (ibrah) tanpa keluh-kesah, tanpa kegundahan. Berikut ini adalah sikap beliau dalam situasi seperti ini.

Ibnu Sa'ad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik r.a. berkata, "Aku melihat Ibrahim meninggal di kedua tangan Rosululloh saw., maka melelehlah air mata Rosululloh saw. dan beliau mengatakan, 'Air mata menetes dan hati sedih dan kita tidak mengatakan kecuali yang diridhai Tuhan kita, demi Alloh kita sedih dengan kepergianmu.'''

Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan bahwa Makhul berkata, "Rosululloh saw. masuk dan bersandar pada Abdurrahman bin Aut r.a., sedangkan Ibrahim meregang nyawa, tatkala ia meninggal, kedua mata Rosululloh saw. mengeluarkan air mata. Abdurrahman bin Auf berkata kepada beliau, Wahai Rosululloh! Ini kan yang engkau larang kepada manusia, jika kaum muslimin melihatmu menangis mereka akan menangis semua.' Rosululloh saw. bersabda, 'Sesungguhnya ini adalah rasa sayang siapa yang tidak penyayang tidak akan disayang, kita melarang manusia meratap-ratap atau menyebut-nyebut pada mayat sesuatu yang tak ada padanya.' Kemudian beliau bersabda, 'Kalau seandainya ia (kematian itu) bukan janji yang pasti dijumpai dan jalan yang pasti dilalui dan bahwa orang akhir dari kita akan bertemu orang yang terdahulu, tentu kita akan merasakan atas kematiannya (Ibrahim) dengan perasaan yang bukan ini dan kita sedih atasnya mata meneteskan air mata dan hati bersedih, dan kita tidak mengatakan yang membuat murka Tuhan. Dan sisa susuannya (Ibrahim) ada di surga'" Hakim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Ketika Harnzah terbunuh pada perang Uhud, datanglah Shafiyah mencarinya, ia tidak tabu apa yang terjadi pada Harnzah, kemudian ia bertemu dengan Ali dan Zubair. Ali berkata pada Zubair, 'Ceritakanlah kepada ibumu.' Zubair langsung berkata pada Ali, Tidak, kau sajalah yang menceritakan kepada bibimu.' Shafiyah bertanya, 'Apa yang terjadi pada Hamzah?' Mereka berdua menampakkan pura-pura tidak tabu. Lalu datanglah Rosululloh saw. dan bersabda, 'Aku takut pada akalnya' Beliau lalu meletakkan tangan beliau pada dada Shafiyah dan berdoa. Kemudian Shafiyah membaca istirja' (bacaan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun) dan menangis. Lalu beliau datang dan berdiri di atasnya (Harnzah) yang telah dirusak. Beliau bersabda, 'Jikalau bukan jerit tangis seorang wanita tentu aku tinggalkan ia sampai menjadi santapan burung dan isi perut binatang buas.' Kemudian beliau saw. memerintahkan untuk membawa para sahabat yang terbunuh untuk dishalati mereka Diletakkanlah sembilan mayat dan Harnzah, mereka bertakbir pada mayat-mayat itu beberapa kali. Selepas itu mengangkat mayat-mayat itu (untuk dikubur) dan meninggalkan Harnzah (di tempat posisi dishalati) seperti sedia kala. Lalu didatangkan sembilan mayat berikutnya, beliau bertakbir untuk mayat-mayat itu tujuh takbir lalu mereka mengangkat mayat mayat itu kembali dan meninggalkan Harnzah seperti sedia kala. Kemudian didatangkan lagi sembilan mayat dan beliau bertakbir padanya tujuh takbir sampai beliau selesai menshalati mereka semuanya.

Thayalisi, Alunad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Usamah bin laid r.a. berkata, "Kami bersama Nabi saw., tiba-tiba datanglah utusan salah seorang putri beliau mengajak beliau dan memberi kabar anaknya sedang meregang nyawa Nabi saw. bersabda kepada utusan itu, 'Kembalilah kepadanya dan beritahu ia bahwa bagi Alloh swt apa yang Dia ambil dan Dia berikan, dan bahwa segala sesuatu memiliki ajal yang telah ditentukan, hendaknya ia bersabar dan berhati-hati.' Kemudian utusan itu datang lagi dan berkata, 'la telah bersumpah bahwa engkau harus datang kepadanya.' Rosululloh saw. berdiri diikuti Saad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka 'ab, laid bin Tsabits dan beberapa orang lalu pergi ke tempat putrinya. Kemudian diberikanlah bayi itu kepada Rosululloh saw. Saat itu napas bayi itu tersengal-sengal mengenaskan, maka bercucuranlah air mata Rosululloh saw.. Sa'ad bertanya pada beliau, 'Apa ini wahai Rosululloh?' Beliau menjawab, 'Ini adalah kasih sayang yang dijadikan Alloh dalam hati para hamba-Nya, sesungguhnya Alloh mengasihi hamba-hamba-Nya yang pengasih. '"

4) Dalam kondisi sabar menahan sakit, lapar, dan kefakiran, kita temukan puncak kesabaran pada diri Rosululloh saw. yang tak mungkin dicapai siapa pun. Alunad dan Thabrani meriwayatkan (dan ini adalah riwayatThabrani), "Fatimah memberikan Nabi saw. sepotong roti gandum. Beliau bertanya, 'Apa ini?' Fatimah menjawab, 'Potongan rotinya (Ali), hatiku tidak tenang sampai aku memberikan roti ini kepadamu.' Rosululloh saw. berkata padanya, 'Ini adalah makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari.''' Ibnu Sa'ad dan Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Buhair, "Suatu hari Nabi saw. Dililit rasa Iapar, beliau mengambil batu dan meIetakkannya pada perutnya, kemudian bersabda, 'Ingatlah kerap kali terjadi orang yang makmur penuh nikmat di dunia, keIaparan dan teIanjang di hari kiamat kerap kali terjadi orang memuliakan dirinya padahal ia menghinakannya kerap kali terjadi orang menghinakan dirinya, padahal ia memuliakannya'" Hadits ini dihasankan oleh Suyuthi.

Muslim dan at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Nu'man bin Basyir r.a berkata, "Bukankah kalian dapat makan dan minum sesuka kalian? TeIah aku saksikan Nabi kalian tidak memiliki satu kurma pun untuk mengisi perutnya." Dalam riwayat Muslim bahwa Nu'man bin Basyir r.a. berkata, "Umar r.a. teringat derita yang menimpa manusia karena kekurangan dunia LaIu ia berkata, 'Aku saksikan RasuIullah saw. suatu hari memunguti kurma yang ia temukan untuk sekadar mengisi perutnya."

Abu N a'im dalam al-Hilyah, Khathib, Ibnu Asakir, dan Ibnu Najjar meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a. berkata, "Aku mendatangi RasuIullah saw. dan mendapati beliau shalat dengan duduk. Aku tanyakan, Wahai RasuIullah, aku lihat engkau shaIat dengan duduk apa yang terjadi padamu?' Beliau menjawab, 'Aku didera Iapar yang Iuar biasa, wahai Abu Hurairah.' Aku laIu menangis. Beliau Ialu bersabda, 'Jangan menangis hai Abu Hurairah, sesungguhnya sulitnya hisab di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang Iapar jika ia menahannya di dunia.'''

Thabrani dan Thnu Hibban dalam kitab sahih-nya meriwayatkan bahwa Thnu Abbas r.a. berkata, "Di tengah hari yang panas Abu Bakar keIuar menuju masjid. Kemudian Umar mendengar ihwal Abu Bakar itu, ia langsung menemui dan bertanya, Wahai Abu Bakar, apa yang membuatmu keIuar pada waktu seperti ini?' Abu Bakar menjawab, 'Aku tidak membuatku keIuar kecuali karena rasa lapar sekali yang aku derita.' Umar menimpal, 'Aku demi Alloh, juga tidak membuatku keIuar kecuali rasa Iapar yang melilit'. Ketika keduanya dalam keadaan seperti itu tiba-tiba RasuIullah saw. keIuar menuju mereka dan bertanya, 'Apa yang membuat kalian keIuar pada saat-saat seperti ini?' Keduanya menjawab, Tidak membuat kami keIuar kecuali karena rasa Iapar yang melilit perut kami.' RasuIullah saw. menjawab, 'Dan aku-demi Zat yang jiwaku ada di tangannya- tidak membuatku keIuar kecuali rasa Iapar. Maka berdiriIah dan pergilah.''' Ibnu Maajah dan Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abi Sa'ad r.a, "la mendatangi RasuIullah saw. yang sedang menderita demam diselimuti sehelai beIudru dan meIetakkan tangannya di atas beludru itu. Abu Sa'ad berkata, 'Alangkah panasnya demammu wahai Rosululloh.' Beliau bersabda, 'BegituIah dilebihkan bala' (cobaan) pada kami dan dilipatgandakan pada kami pahalanya.' Lalu ia bertanya, Wahai Rosululloh, siapakan manusia yang paling keras balanya?' Beliau menjawab, 'Para nabi.' 'Lalu siapa?' tanyanya lagi. 'Ulama,' jawab beliau. 'Kemudian siapa?' tanyanya lagi. 'Para ulama,' jawab beliau. 'Lalu siapa?' tanyanya lagi. Beliau menjawab, 'Orang-orang saleh.'''

Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abi Ubaidah bin Hudzaifah r.a. bahwa bibinya Fatimah r.a. berkata, "Kami mendatangi Rosululloh saw. bersama sekelompok wanita yang menjenguknya saat beliau menderita demam. Beliau meminta air kemudian menggantungkannya pada sebatang pohon, lalu berbaring di bawahnya dan membiarkan air itu menetesinya dari atas karena beliau merasakan panas demam yang amat sangat Aku katakan, Wahai Rosululloh, seandainya engkau berdoa kepada Alloh agar menyembuhkanmu.' Beliau bersabda, 'Yang paling berat cobaannya adalah para nabi kemudian orang yang setelahnya, lalu orang yang setelahnya, lalu orang yang setelahnya.'

Coba kita perhatikan, kesabaran Rosululloh saw. telah diuji dalam segala tempat, situasi, dan kondisi, sebagaimana contoh-contoh di atas. Dan beliau menghadapi ujian itu dengan kesabaran yang luar biasa, tak ada kecemasan dan keluhan sedikit pun. ltulah akhlak kenabian yang merupakan puncak kesempurnaan akhlak manusia.

b. Kasih Sayang

1) Manusia yang bergelut dan mengatur manusia biasanya hatinya keras dan air matanya kering. Jarang sekali orang yang bergelut dalam hal itu memiliki sifat rahmat (kasih sayang). Akan tetapi, Rosululloh saw. dan orang-orang yang meneladaninya tidak termasuk dalam tipe ini. Meskipun mereka memiliki keberanian, kekuatan, kekerasan, dan kesabaran yang hebat, tetapi . itu semua adalah sifat-sifat yang tidak menghapus sifat rahmat mereka sama sekali. Bahkan sebagaimana sifat-sifat itu secara sempurna ada dalam diri Rosululloh saw.. Demikian juga, sifat rahmat ada dalam diri Rosululloh saw.

secara sempurna. Dalam pembahasan terdahulu, telah kita lihat bagaimana air mata Rosululloh saw. menetes dalam banyak kesempatan karena rasa rahmat dan kasih sayang. Padahal, beliau adalah seorang penyabar yang tak ada yang melebihinya dan seorang panglima perang yang tak ada yang lebih hebat darinya Hatinya penuh rahmat dan air matanya meleleh bercucuran bahkan terkadang terdengar isak tangis beliau. ltulah jiwa beliau, jiwa yang bergelombang pada lautan rahmat

2) Banyak kesempatan yang membuat manusia yang penyayang hilang sifat kasih sayangnya, tetapi Rosululloh saw. tidak pernah meninggalkan sifat rahmat dan kasih sayangnya. Beliau disakiti, dilempari batu dan diintimidasi habis-habisan, tetapi beliau membalas itu semua dengan do a, "Ya Alloh, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka fidak mengerti. "

Di hari Fathu Mekah, kaum Quraisy telah memperlakukan beliau dengan perlakuan amat jahat, tetapi sikap beliau kepada mereka tidak diduga seperti yang diceritakan Umar r.a., "Ketika hari Fathu Mekah dan Rosululloh saw. berada di Mekah, beliau mengirim utusan kepada Shafwan bin Umayyah Abu Sufyan bin Harb dan kepada Harits bin Hisyam. Umar berkata, 'Alloh telah mengalahkan mereka, akan aku beri tahu mereka apa yang telah mereka perbuat' Rosululloh saw. bersabda, 'Aku dan kalian adalah seperti yang dikatakan Yusuf pada saudara-saudaranya, "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Alloh mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.."

Umar berkata, 'Aku langsung merasa malu kepada Rosululloh saw., sekaligus benci pada ucapan yang baru saja keluar dari mulutku karena beliau telah mengatakan kepada mereka apa yang beliau katakan.''' (HR Ibnu Assakir)

Pada tempat-tempat yang biasanya rasa rahmat dikalahkan oleh rasa ingin membalas dan rasa menang, sifat rahmat Rosululloh saw. masih berada pada tempatnya tidak berubah sedikit pun dan tidak terpengaruh dengan lainnya.

Rahmat beliau mencakup seluruh manusia, dirasakan lebih dahulu oleh mereka yang lemah sebelum yang kuat Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Nabi saw memasuki masjid dan duduk bersama orang-orang fakir dan menjanjikan surga pada mereka, pada wajah mereka tampak kegembiraan. Aku sedih karena aku tidak termasuk golongan mereka. " (HR Muslim clan an-Nasa'i)

Dalam kitab Shahih Bukhari ada sebuah hadits, "Suatu hari, Rosululloh memanggil seorang lelaki hitam dan bertanya, 'Apa yang sedang dilakukan orang itu?' Para sahabat menjawab, 'la telah meninggal, ya Rosululloh.' Beliau menimpal, 'Mengapa kalian tidak memberitahu aku?' Mereka menjawab, 'Ia itu begini dan begini.' Mereka menuturkan kisahnya dan merendahkan perbuatan lelaki itu. Beliau menukas, Tunjukkan aku kuburnya.' Lalu beliau mendatangi kuburnya dan menshalatinya.'"

Mu'awiyah bin Suwaid berkata, "Kami adalah bani Muqrin di masa hidup Rosululloh saw., kami tidak punya pembantu kecuali seorang. Seseorang dari kami menempelengnya dan hal itu sampai kepada Rosululloh saw. Beliau bersabda, 'Merdekakan ia.' Dijawab, 'Mereka tidak punya pembantu kecuali ia seorang.' Beliau mengatakan, 'Bolehlah mereka menggunakannya. Jika sudah selesai, hendaknya mereka membebaskannya.''' (HR Muslim) Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rosululloh saw. berkata, "Aku shalat dan ingin memanjangkannya, kemudian aku mendengar tangisan bayi maka aku percepat shalatku karena aku tahu perasaan ibunya pada tangis bayi itu." Rahmat beliau juga sampai pada hewan, dan beliau adalah orang yang paling rahmat pada mereka.

Abdurrahman bin Abdullah berkata, "Kami bersama Rosululloh saw. dalam suatu perjalanan. Kami lihat seekor burung mirip burung pipit yang memiliki dua anak. Lalu dua anaknya itu kami ambil, maka datanglah burung pipit itu mencicitcicit sambil mengepak-ngepakkan sayapnya Ketika Rosululloh saw. datang, beliau bersabda, 'Siapa yang merenggut anak burung itu kembalikanlah padanya.''' (HR AbuDawud). Beliau juga melarang menjadikan hewan sebagai sasaran latihan memanah dan memerintahkan orang yang ingin menyembelih untuk menajamkan alat sembelihannya dan membuat lega sembelihannya, serta tidak menyembih di depan hewan lain. Rahmat beliau menyelimuti segala sesuatu.

Akan tetapi, rahmat beliau adalah rahmat yang tidak melampaui batasannya, Ketika Abu Uzzah as-Sya'ir ditawan pertama kalinya, ia meminta belas kasihan Rosulu11ah saw., dan akhirnya ia dilepaskan dengan syarat tidak memusuhi beliau lagi. Setelah waktu berjalan, ternyata Abu Uzzah ikut lagi memerangi RosuluIlah saw. dan ditawan yang kedua kalinya. la minta belas kasihan lagi, tetapi Rosululloh saw. bersabda, "Orang mu km in tak akan terjerembab dalam satu lubang dua kali. "

Beliau memerintahkan untuk membunuhnya. Inilah sunnah beliau dalam situasi dan kondisi seperti ini. Sunnah ini telah diadopsi oleh hukum Internasional pada abad dua puluh. Disebutkan bahwa seorang tawanan yang dibebaskan dengan syarat tidak memerangi pihak yang menawannya kedua kalinya, jika terbukti memerangi dan ditawan untuk kedua kalinya, maka ia akan dibunuh.

Rahmat beliau adalah rahmat yang mengalir deras, yang nyaris membunuh beliau karena rasa sedih yang luar biasa melihat manusia berpaling dari jalan surga dan memilih jalan neraka. Sampai-sampai Alloh menegur beliau, "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (AI-Qur'an)." (al-Kahfi: 6)

ltulah rahmat kenabian dan sifat kenabian.

c. Kebijakan Beliau memiliki sifatal-Hilmu bijaksana

Sebagaimana memiliki segala sifat kebaikan-secara sempurna. Beliau murka melihat kebenaran diinjak-injak kehormatannya, dan murka beliau tidak akan reda sampai kebatilan dihancurkan dan musnah. Kendati pun demikian, beliau adalah orang yang paling bijaksana menghadapi orang jahil yang tidak tahu adab bicara, atau orang yang berbuat tidak baik pada beliau, yang masih bisa diperbaiki, atau pun orang munafik yang menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan batinnya. Akan anda temukan bahwa kebijakan (hilm) beliau senantiasa menakjubkan melebihi batas yang dibayangkah manusia, khususnya kebijakan dan kemurahan beliau yang disertai kemampuan untuk menghantam, membunuh, dan menakut-nakuti musuh-musuh kebenaran.

Tidak diragukan bahwa Rosululloh saw. jika memerintahkan untuk membunuh seseorang, ratusan pengikut beliau akan langsung bersegera melaksanakan perintahnya. Bahkan, di antara mereka ada yang tidak membutuhkan perintah, melainkan izin beliau. Jika beliau memberi izin maka akan putuslah kepala dari lehemya sebelum pemilik kepala itu menyelesaikan perkataannya. Rosululloh saw. yang sangat bijaksana selalu menahan diri dan berslkap bijak, hingga Anda akan melihat bahwa beliau adalah jelmaan sifat hilm (bijaksana).

Dalam kitab Sahih Bukhari dan Muslim, Abu Sa'd al-Khudri r.a. berkata, "Ketika kami bersama Rosululloh dan beliau sedang membagi-bagikan rampasan perang, tiba-tiba datanglah Dzul Huwaisharah-seorang lelaki dari bani Tamimdan berkata, 'Hai Rosululloh! adillah.' Rosululloh saw; menjawab, 'Celaka kamu, siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak adil! Kamu telah rugi dan merugi! Jika aku tidak adil siapa yang akan adil.' Umar langsung menyahut, Wahai Rosululloh! Izinkanlah aku memenggal lehemya.' Rosululloh saw. berkata, 'Sudah, biarkan saja ia ...''' Dalam perang Hunain, ketika Rosululloh saw. membagi-bagikan harta yang harus dibagikan, berkatalah seorang lelaki-sebagaimana diriwayatkan Bukhari-, "Demi Alloh, bagian ini tidak adil dan tidak karena Alloh." Aku (Abdullah) mengatakan, "Demi Alloh akan aku beri tahu Rosululloh." Lalu aku mendatangi beliau dan memberitahukan hal itu pada beliau. Beliau bersabda, "Siapa yang akan adil jika Alloh dan Rosul-Nya tidak adil, semoga Alloh merahmati Musa yang disakiti lebih dari ini dan bersabar." Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik, "Seorang wanita datang pada Rosululloh saw. membawa daging kambing beracun lalu beliau memakannya sedikit Setelah tahu daging itu beracun beliau minta wanita itu didatangkan lalu bertanya tentang daging itu. Wanita itu menjawab, 'Aku ingin membunuhmu.' Beliau bersabda, 'Alloh tak akan menguasakan kamu menjahiliku.' Atau bersabda, 'Alloh tak akan menguasakan kamu untuk itu.' Para sahabat berkata, Tidakkah engkau membunuh saja wanita ini?' Beliau menjawab, Tidak.''' Anas r.a. berkata, "Suatu hari Rosululloh saw. masuk masjid memakaijubah dari Najran yang kasar buatannya Datanglah seorang Baduwi dari belakang beliau menarik ujung jubahnya hingga membuat bekas pada kerutan leher Rosululloh saw. Baduwi itu berkata, 'Hai Muhammad! Berilah aku hartaAlloh yang ada padamu.' Rosululloh saw. menengoknya sambil tersenyum dan bersabda, 'Perintahkanlah memberi untuknya.'''

Thabrani meriwayatkan bahwa Abu Umamah r.a. berkata, "Ada seorang perempuan yang suka berkata kotor pada lelaki. la adalah perempuan yang jorok. Perempuan itu suatu ketika melewati Rosululloh saw. yang sedang makan tsarid (semacam roti gandum yang dicarnpur kuah daging) di atas nampan. Perempuan itu berkata, 'Iihatlah ia dia duduk seperti duduknya seorang hamba dan makan seperti makannya seorang hamba.' Rosululloh saw. menjawab, 'Hamba manakah yang melebihi penghambaanku (pada Alloh)?' Perempuan itu berkata, 'la makan, tetapi tidak memberiku makan.' Rosululloh saw. menjawab, 'Ayo, makanlah!' Perempuan itu berkata, 'Ambilkan dengan tanganmu.' Beliau pun mengambilkannya. Perempuan itu berkata, 'Berilah aku makan dari apa yang ada di mulutmu.' Rosululloh pun memberikannya. Seketika itu rasa malu menguasai perempuan itu dan ia tidak lagi berkata kotor sampai meninggal dunia." Abu Na'im meriwayatkan bahwa Aisyah r.a. berkata, "Suatu kali Rosululloh saw. sedang bersama sahabatnya. Aku membuatkan makanan untuknya dan Hafshah pun membuatkan makanan untuknya. Tetapi Hafshah mendahuluiku, lalu aku katakan pada pembantu perempuanku, 'Pergilah ke sana dan tumpahkanlah mangkuknya.' Saat Hafshah hendak meletakkan mangkuk itu di hadapan Nabi saw:, pembantu perempuanku menumpahkannya, maka tumpahlah mangkuk Hafshah dan berserakanlah makanan yang ada di dalamnya. Segera Rosululloh saw. mengambil mangkuk itu dan memunguti makanan yang berserakan itu dan memakannya. Lalu aku kirimkan mangkukku, tetapi Rosululloh saw. memberikannya pada Hafshah seraya mengatakan, 'Ambillah bejana ini sebagai ganti bejanamu dan makanlah apa yang ada di dalamnya.' Aku tidak melihat sesuatu pada muka Rosululloh saw.." Kebijakan Rosululloh saw. sangat luas dan tak bisa dijelajahi semua sisinya.

Kalau tidak karena kebijakan ini tentu beliau tak mungkin bisa menghadapi bangsa seperti Arab yang susah untuk tunduk dan mengakui kebenaran serta tak mau disakiti sedikit pun. Maha benar Alloh ketika berfirman, "...Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakAlloh kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (All Imran: 159)

d. Kedermawanan Dalam Islam

Kedermawanan merupakan salah satu jalan menuju surga, sedangkan kikir adalah jalan menuju neraka. Kedermawanan Rosululloh saw. tiada tertandingi. AIlah telah menjadikan seperlima harta rampasan perang untuk beliau.

Bagian khusus beliau dari seperlima ini adalah seperlima. Kaum muslimin telah memperoleh harta rampasan perang yang melimpah ruah. Seandainya Rosululloh saw. ingin mengumpulkan harta, tentu beliau akan menjadi manusia paling kaya.

Seperlima harta pampasan perang Hunain saja 8.000 ekor kambing, 4.800 ekor unta, 8.000 uqiyah perak (satu uqiyah = 119 gram), dan 1.200 budak tawanan.

Seperlima ini, untuk Rosululloh saw. dan keluarganya adalah seperlimanya.

Berapakah kira-kira kekayaan Rosululloh saw., jika beliau ingin mengumpulkan harta dari peperangan beliau seluruhnya, dari Khaibar yang kaya, bani Quraizhah dan bani Nadhir.

Ketika kita tahu bagian Rosululloh saw. dari harta-harta ini, dan beliau bisa saja menginvestasikan dan mengembangkannya, lalu setelah itu Rosululloh saw. wafat dan baju besinya menjadi jaminan utang pada seorang Yahudi dan beliau memerintahkan untuk membagikan warisannya untuk umat Islam, jika ada Tak ada warisan sedikit pun untuk keluarganya. Beliau tidak berpakaian kecuali pakaian yang kasar dan tidak tidur kecuali dengan sedikit makan. Beliau lapar berhari-hari.

Beliau takut jika dalam rumahnya tersisa harta yang belum dibagikan kepada manusia. Dengan mengetahui semua ini, kita tentu tahu kedermawanan seperti apakah yang ada dalam diri beliau dan jiwa bersih apa yang ada dalam diri beliau.

Tidak bisa tidak, kita akan menemukan bahwa itu semua adalah kenabian. Selain kenabian, tidak akan ada kedermawanan dan kerelaan seperti ini, padahal beliau mampu hidup dengan mewah, kecuali orang yang meneladani Rosululloh saw. Ini semua telah dibuktikan oleh orang yang paling kuat kafirnya dan rasa permusuhannya kepada beliau, tetapi kemudian ia masuk Islam setelah melihat ini semua. Apa yang saya tuturkan ini tidak memerlukan contoh lagi selain tambahan saja.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rosululloh saw. adalah orang paling pemurah dan keadaan paling pemurahnya adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril mendatangi beliau. Jibril menemuinya pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajari beliau AI-Qur'an. Ibnu Abbas berkata, 'Rosululloh saw. lebih dermawan dan pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus. '" Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwaJabir bin Abdullah r.a. berkata, 'Tidak pernah sekali pun Rosululloh saw. diminta sesuatu lalu beliau menolak dan menjawab, Tidak.'" Thabrani meriwayatkan bahwa Rabi' binti Ma'udz bin Ufra' r.a. berkata, "Ma'udz bin Ufra' mengutusku membawa satu sha' kurma basah dan juga mentimun halus untuk diberikan kepada Rosululloh saw., beliau memang menyukai mentimun. Saat itu perhiasan emas sedang datang dari Bahrain, maka beliau memenuhi telapak tangannya dengan emas itu dan diberikan padaku." Dalam riwayat lain, "Maka beliau memberiku perhiasan atau emas sepenuh telapak tanganku." Ahmad juga meriwayatkan semisal ini dan menambahi, "... berhiaslah dengan ini." Thabrani mengeluarkan dalam kitab al-Ausath-nya dari Ummu Sunbulah ra, "la membawa hadiah kepada Nabi saw., dan istri-istri beliau tidak mau menerimanya. Lalu Nabi saw. memerintahkan mereka dan mereka pun mengambilnya. Kemudian beliau saw. membagikan kepadanya suatu lembah..." lni adalah contoh kedermawanan beliau, yang membuat cerita-cerita kedermawanan yang terkenal dan masyhur di kalangan manusia. Kedermawanan yang justru menjadikan pemiliknya hidup keras, susah dan fakir. Hidup yang tidak akan mampu dipikul orang lain selain beliau dan keluarganya. Meskipun beliau mampu untuk memiliki harta yang berlimpah, kekuasaan yang besar dan pemasukan yang mengalir. Ditambah lagi, seandainya beliau menginginkan harta kaum muslimin khusus untuk dirinya pastilah mereka akan memberikan penuh kerelaan. Beliau berhak untuk itu, bukankah beliau adalah pengatur urusan dan pendidik mereka, tetapi ini semua tidak terjadi. Kedermawanan dalam diri beliau adalah kedermawanan yang ada dalamjiwa dan lubuk hati yang mencegah pemiliknya melihat harta orang lain. Kedermawaanjiwa yang menyebabkan pemiliknya tidak memiliki harta sama sekali. ltulah akhlak seorang Nabi Arab dari Bani Hasyim yang terpilih dari keturunan Nabi Ibrahim a.s..

e. Ketawadhuan dan Kesederhanaan

Kami nukilkan di sini apa yang ditulis pengarang kitab Bathlul Abthal di bawah bab ini. Kami cukupkan bab ini dengan tulisan itu dengan sedikit menyunting beberapa kalimat la mengatakan, "Sifat yang jelas bagi pahlawannya pahlawan yaitu Rosululloh saw. selalu saja masih tampak jelas dari generasi ke generasi dalam tabiat beliau yang mulia, yaitu mempermudah segala hal dan tawadhu (merendahkan diri). Dengan dua sifat itu Muhammad saw. adalah gambaran alami bagi kemuliaan seorang manusia. Beliau memberikan gambaran itu dari lubuk jiwanya secara alarni dan tidak dibuat-buat yang biasanya bercampur penipuan. Muhammad yang mempermudah dirinya mencerminkan seorang lelaki yang sempurna, sifat itu muncul dari nurani hatinya yang terdalam. Dengan sifat itu, ia telah meruntuhkan keangkuhan kekuasaan dan raja serta asesoris yang mengikutinya, seperti riya, perkataan dan perbuatan yang menipu manusia. Muhammad adalah dekat, mudah, dan lentur. Menghadapi manusia yang terjauh, terdekat, teman, musuh, keluarga, dan utusan para raja tanpa dibuat-buat dan tanpa beban. Bahkan, dengan kebenaran, ia menghadapi itu semua Semua perbuatannya terlahir secara alami. Semuanya menunjukkan akhlaknya sebagaimana menunjukkan gambaran pemiliknya.

Dengarkanlah apa yang dikatakan Adi bin Hatim. Adi berkata, setelah ia menyangka akan menemui seorang raja di Madinah, "Aku menemui Muhammad di masjid, lalu aku beri salam. la bertanya, 'Siapakah kamu?' Aku jawab, 'Adi bin Hatim.' la langsung bangkit dan mengajakku ke rumahnya Demi Alloh, ia mengajakku untuk mendatanginya Tiba-tiba seorang perempuan tua dan lemah menemui dan memberhentikannya. Beliau berhenti lama untuk berbicara memenuhi hajat perempuan itu. Aku berkata dalam hati, 'Demi Alloh, ia bukan raja' Lalu Rosululloh saw; mengajakku masuk ke rumahnya Beliau mengambil bantal dari kulit kasar dan memberikannya kepadaku sambil berkata, 'Duduklah di atas bantal ini.' Aku katakan, 'Engkau saja yang duduk di situ.' Beliau menimpal, 'Kau saja' Lalu, aku duduk di atas bantal itu dan Rosululloh saw. duduk di atas tanah. Aku katakan dalam hatiku, 'Demi Alloh, ini bukanlah keadaan raja.''' (HR Bukhari dan at-Tirmidzi) Inilah tabiat Muhammad, tak ada yang ditutup-tutupi. Datang kepada beliau, Adi bin Hatim yang sebagian keluarganya yang menjadi tawanan pasukan beliau sebelumnya. la datang dalam keadaan kalah, tetapi Rosululloh saw. mendudukkannya di atas bantal dan Rosululloh saw. duduk di atas tanah.

Kemudian lihatlah ketika putranya meninggal saat matahari sedang gerhana Orang-orang berkata, "Matahari gerhana karena matinya Ibrahim." Beliau langsung berdiri di masjid dan bersabda, "Matahari dan bulan keduanya termasuk ayat-ayat Alloh, gerhana terjadi bukan karena kematian seseorang juga tidak karena kelahiran seseorang." (HR Bukhari, Muslim, dan an-Nasa'i) Inilah jiwa yang bersih yang mencintai kebenaran untuk kebenaran. la mulia dalam ketawadhuan. la tidak mau terjebak prasangka-prasangka.

Lihatlah bagaimana beliau meminta izin kepada salah seorang sahabatnya dan bagaimana beliau meminta diri? Qais bin Sa'ad berkata, "Rosululloh saw. mengunjungi kami di rumah kami. Beliau berkata, 'Assalamu' alaikum wa rahmatullah!' Bapakku menjawabnya pelan sekali. Aku katakan pada ayahku, 'Apakah kamu tidak mengizinkan Rosululloh saw.?' Ayahku menjawab, Tambahlah (memperlama) ia, sehingga banyak mengucapkan salam kepada kita' Rosululloh saw. berkata, 'Assalamu 'alaikum wa rahmatu11ah!' Lalu beliau kembali dan diikuti Sa'ad. Sa'ad berkata, 'Wahai Rosululloh, aku mendengar salammu dan aku menjawabnya dengan pelan sekali supaya engkau memperbanyak salam pada kami.' Kemudian Nabi saw. bergegas bersamanya. Sa'ad memintanya untuk mandi dan beliau pun mandi. la memberikan beliau selimut yang diberi minyak zakfaran, maka beliau berselimut dengannya lalu mengangkat tangannya dan berdoa, 'Ya Alloh, jadikanlah salam kesejahteraan dan rahmat-Mu untuk keluarga Sa'ad.' Ketika hendak pulang, Sa'ad mendekatkan seekor keledai kepada beliau. Sa'ad berkata, 'Wahai Qais, temani Rosululloh saw..' Aku pun menemaninya Beliau berkata, 'Naiklah bersamaku.' Tetapi aku tidak mau. Rosululloh saw. bersabda, 'Pilih kamu naik atau kamu kembali.''' Inilah kunjungan seorang pemimpin seluruh umat manusia pada salah seorang sahabatnya, seorang pembesar Madinah. la berjalan tanpa pengawal dan tanpa iringan yang megah. la cukup berjalan kaki dan pulang dengan seekor keledai dan ia ingin temannya ikut memboncengnya. ltulah kesederhanaan dan kesahajaan yang tetap menjadikan perintah Muhammad ditaati, bahkan taatnya adalah ibadah. Jika manusia beranggapan bahwa penampilan pembesar dan penguasa adalah suatu keharusan bagi utuhnya loyalitas dan ketaatan. Telah nyata bahwa loyalitas Sa'ad dan para pengikut Muhammad yang rendah hati patut manjadi contoh dalam sejarah dakwah lslamiah (bahkan dalam semua sejarah).

Ajakan beliau pada Qais untuk ikut naik keledai bersamanya bukanlah suatu yang aneh, melainkan kebiasaan beliau mengajak sahabatnya untuk ikut membonceng keledai, baghal, dan unta beliau. Ibnu Abbas berkata, 'Tatkala Rosululloh saw. datang ke Mekah, beliau disambut anak-anak Bani Abdul Muthalib, beliau membonceng mereka seorang di depan dan seorang lagi di belakang beliau." J abir berkata, "Rosululloh saw. pernah tertinggal dalam perjalanan karena menolong yang berjalan kaki untuk mengejar sahabat-sahabatnya dan memboncengnya, serta berdoa untuk mereka."

Suatu kali beliau dalam perjalanan bersama sahabatnya. Para sahabatnya hendak menyiapkan makanan dan mereka membagi tugas di antara mereka. Beliau bergegas mengumpulkan kayu bakar. Para sahabatnya ingin agar Nabi tidak melakukan itu, biar mereka saja, tetapi beliau menolaknya karena Alloh murka pada seseorang yang merasa tinggi di antara teman-temannya. Ketika datang seorang Badui gemetar ketakutan, beliau mengatakan kepada orang itu bahwa beliau anak seorang perempuan Quraisy yang makan dendeng. Suatu kesempatan beliau keluar pada sekelompok sahabatnya dan beliau bersandar pada tongkatnya Para sahabatnya berdiri untuk beliau. Beliau bersabda, "Jangan kalian berdiri seperti berdirinya orang-orang Ajam yang saling mengagungkan sebagian dengan sebagian yang lain." Muhammad saw. tidak menyukai nama sanjungan dan julukan. Suatu kali datang pada beliau utusan bani Amir, ketika mereka sudah berada di depan beliau mereka mengatakan, "Engkau adalah sayyid (tuan) kami." Beliau menjawab, "Sayyid adalah Alloh." Mereka menyambung, "Engkau adalah yang paling utama dan paling tinggi di antara kami." Beliau menukas, "Katakanlah apa yang kalian katakan dan kalian jangan diperdaya setan." Kemudahan dan kesahajaan beliau penuh ketawadhuan dan sopan santun.

BeIiau mendahului salam, menghadapkan seluruh badannya pada lawan bicaranya baik besar ataupun kecil. Jika berjabat tangan, beliaulah yang terakhir melepaskan genggamannya, jika bersedekah beliau meletakkan sedekahnya langsung di tangan kaum miskin, jika datang beliau di antara para sahabatnya, beliau duduk di ujung penghabisan majelis, tidak canggung untuk mengerjakan suatu pekerjaan demi memenuhi hajatnya sendiri, atau hajat sahabatnya atau tetangganya. Beliau juga pergi ke pasar dan membawa dagangannya dan mengatakan, "Aku lebih berhak dan lebih utama untuk membawanya."Tidak merasa enggan untuk mengerjakan pekerjaan seorang buruh, baik saat membangun masjid ataupun menggali khandak (parit), padahal beliau adalah panglima perang yang menangkis serangan ahzab.

Muhammad saw. sangat tawadhu dalam pakaian dan tempat tinggalnya.

Beliau memakai pakaian seperti umumnya orang di sekitarnya. Tinggal di rumah seperti umumnya orang di sekitarnya. Negara telah membangun untuk beliau sederetan kamar (hujurat) yang dibangun dari batu bata yang ditumpuk, antara satu kamar dengan kamar yang lain dibatasi dengan dinding yang terbuat dari pelepah kurma dan tanah liat dan ditutupi dengan kulit atau penutup hitam dari serabut Beliau selalu memenuhi undangan siapa saja, yang merdeka, yang hamba sahaya, yang kaya dan yang miskin. Beliau menerima permintaan maaf. Beliau menambal sendiri pakaiannya dan menyambung sandalnya dengan tangannya sendiri. Beliau menggunakan sendiri dirinya dan mencencang sendiri untanya.

Makan bersama pembantu dan memenuhi keperluan yang lemah dan miskin.

Semua ketawadhuan dan kemudahan diri yang jujur ini terlahir dari jiwa beliau yang bersih suci. Beliau adalah gambaran nyata kesucian jiwa itu. ltu semua tidak mengurangi kewibawaan dan pesona beliau. Dalam menyifati beliau dikatakan, "Orang yang pertama kali melihatnya akan merasakan wibawa beliau dan yang telah sering bersama beliau akan mencintai beliau. Hubungan para sahabat dan manusia pada beliau adalah hubungan yang penuh adab sopan santun, rasa cinta, dan kemuliaan yang sempuma. Beliau tidak merasa besar tetapi beliau tidak menerima adanya tindakan kurang beradab. Dalam banyak kesempatan, beliau menerangkan pada sahabat-sahabatnya bagaimana cara mundur dari hadapan beliau dan dari khotbah beliau.

William Moir, pujangga Prancis, dalam menyifati ketawadhuan dan kemudahan beliau mengatakan, "Sahaja dan mudah adalah gambaran seluruh hidupnya. Perasaan dan adab adalah sifat yang paling menonjol dalam pergaulan beliau dengan pengikutnya yang paling rendah sekalipun. Tawadhu, penyayang, sabar, mementingkan orang lain, dan dermawan adalah sifat yang selalu menyertai pribadinya dan menarik simpati orang di sekitamya. Tak pernah diketahui dari ia bahwa ia menolak undangan orang kecil dan tidak pemah menolak hadiah walaupun sekecil apa pun.

Tidak pernah merasa paling mulia dan tinggi dalam majelisnya. Tidak seorang pun di sampingnya yang merasa bahwa ia tidak memperhatikannya secara khusus, meskipun orang itu adalah gembel, Jika ia bertemu dengan orangyang berbahagia karena suatu keberhasilan maka ia menggenggam tangannya dan ikut merasakan kegembiraannya. Jika bersama orang yang tertimpa musibah dan dirundung kesedihan, beliau pun ikut larut merasakan kesedihan mereka. Beliau sangat perasa dan pandai menghibur. Dalam masa paceklik, beliau membagi makanannya pada masyarakat Beliau selalu sibuk berpikir tentang bagaimana menciptakan ketenteram dan kemakmuran orang di sekitarnya."

Dalam membaca sejarah hidup Muhammad saw., kita tidak memerlukan seseorang. Di antara sebab yang membuat beliau istimewa para duta dan pahlawan dunia adalah kejelasan dan kemuliaan hidupnya dalam segala sisinya. Kita mengambil perkataan Moir di sini tak lain adalah karena kita merasa bahwa perkataannya terlahir dari kekaguman yang jujur. Jika kita pelajari sirah Muhammad secara proporsional, tentu ia sekarang seakan hidup bersama sahabatnya. Akan kita temukan potret yang sangat sesuai antara perkataan dan perbuatannya. Serta akan senantiasa menjelaskan dan menampakkan jiwa beliau yang agung, yang diselimuti akhlak mulia yang tak tertutupi keangkuhan dan tidak terhalang rasa riya. Kita tidak akan melihatnya keeuali dalam satu kondisi siang dalam malam, dalam tersembunyi atau tampak, dalam saat bahagia atau susah, dalam saat lemah atau kuat, di pasar saat ia muda dan di waktu tua saat beliau berada dalam takhta kenabian dan kekuasaan melebihi seorang raja. Kita hanya akan melihatnya dalam satu kondisi, yaitu Muhammad saw. yang berakhlak mulia.

Muhammad dengan akhlaknya yang mulia adalah pribadi yang mudah dan penuh kerendahan diri (tawadhu). Tak ada yang berubah dalam dirinya. la adalah jiwa yang berhubungan dengan langit dan hidup di bumi dekat dengan manusia, dicintai manusia dalam semua perjalanan hidupnya. la adalah pahlawannya para pahlawan, teladan utama nan mulia yang sangat kita butuhkan sekarang ini dalam kerangka ukhuwah islamiah. Manusia tak ada yang terangkat derajatnya karena ia kaya, berpangkat, berstatus sosial dan karena keturunan, melainkan manusia semuanya sama. Hanya saja, ada orang yang mukmin dan bertakwa nan mulia dan ada orang yang fajir, ahli maksiat dan celaka. Semua manusia berasal dari Adam dan Adam berasal dari debu.

Akhirnya, setelah kami sodorkan contoh contoh dari akhlak utama Rosululloh saw., jelaslah tanpa ada keraguan bahwa dunia tidak mengetahui kemuliaan akhlak dalam bentuk globalnya, parsialnya, kedalamannya, dan kesempurnaannya yang menyeluruh seperti yang diketahui oleh Rosululloh saw. dan sebagaimana disaksikan hal itu oleh AI-Qur'an.

Puncak angan-angan para moralis adalah bagaimana bisa mengikuti salah satu akhlak beliau, tetapi mereka tak akan mencapai akhlak mulia beliau kecuali hanya sebagian kecil saja. Seluruh manusia, seandainya dikumpulkan semua akhlak mulia yang mereka miliki, tetap saja tidak akan sampai pada apa yang dicapai Rosululloh saw., kecuali sedikit saja. Begitulah, padahal manusia tidak bisa terlepas dari akhlak yang dicela oleh kebenaran. Sedangkan Rosululloh saw. akhlaknya bersih dan suci, tak tercampuri dengan apa yang dicela manusia, kecuali jika orang yang mencelanya telah buta hatinya, yang melihat kebaikan sebagai kejahatan dan kejahatan sebagai kebaikan, atau orang yang dengki dan sombong yang telah dibutakan oleh rasa dengki dari melihat kebenaran yang tidak tersembunyi dari seseorang. Seseorang yang mengenal Rosululloh saw. dalam zamannya baik kawan maupun lawan pasti mengakui dalam hatinya bahwa akhlak Muhammad tak bisa dijamah tangan kotor para pencela. Di depan telah Anda temukan kesaksian musuh-musuh beliau. Dahulu, ayah istrinya (mertuanya) yang masih kafir berkata dan perkataan itu sampai pada putrinya yang menjadi istri Rosululloh saw. tersebut Perkataan riya, "Dia (Muhammad) adalah lelaki yang tak ada cacat celanya." Ikrimah bin Abi Jahal setelah permusuhannya yang panjang bersama ayahnya pada Rosululloh saw. berkata pada saat masuk Islam, "Aku bersaksi tiada tuhan selain Alloh semata, tak ada sekutu bagi-Nya, dan engkau adalah hamba dan utusan-Nya, engkau adalah manusia paling baik, paling jujur dan paling setia" Ikrimah berkata, "Aku katakan itu dengan kepala tertunduk dalam-dalam karena sangat malu pada beliau."